Senin 28 Sep 2015 01:35 WIB

Ini Gejala Umum Kanker Limfoma

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
Pasien kanker. Ilustrasi
Foto: 1vitaplus.com
Pasien kanker. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker limfoma umumnya menyerang sel-sel darah putih. Hal ini dianggap sangat berbahaya pasalnya, sel tersebut merupakan salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia.

Menurut Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, DR. dr. Andhika Rachman, SpPD, KHOM, gejala-gejala awal dari kanker limfoma antara lain adalah lemas, demam tak kunjung sembuh, terdapat benjolan di beberapa bagian tubuh (ketiak, lipatan paha, payudara, leher dan punggung), batuk, mual yang menyebabkan muntah hingga sariawan yang tak juga sembuh. Jika sudah menunjukan tanda-tanda tersebut, Andhika mengimbau agar pasien segera berkonsultasi ke dokter.

 

Penanganan kanker limfoma harus segera diatasi, karena pasien berpacu dengan waktu bersamaan dengan tumbuhnya sel-sel kanker yang dapat menjalar ke organ vital lainnya. Maka, jika terdapat benjolan pasien diharapkan untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut berupa biopsy histopatologi dan immune histokimia.

 

Pemeriksaan ini tak lain bertujuan agar dokter dapat menanganinya secara cepat dan tepat sesuai dengan kondisi tubuh sang pasien. Terutama dalam hal pemberian obat, ini dikarenakan setiap orang berbeda-beda dalam menerima obat kimia yang masuk ke dalam tubuhnya. Jika salah memberikan komposisi obat, dikhawatirkan malah akan menambah jumlah sel kanker di dalam tubuh pasien dan memperparah kondisinya.

 

Berbeda dengan jenis kanker lainnya, Andhika juga menambahkan bahwa kanker limfoma tidak dapat diobati dengan jalan operasi. Hal ini dikarenakan kelenjar limfoma tersebut tidak akan hilang jika dilakukan pembedahan.

 

"Jalan satu-satunya yang tepat dalam membunuh sel kanker limfoma adalah dengan melakukan kemoterapi dan radiologi. Selain lebih murah, ini juga dikarenakan, sel kanker limfoma sangat sensitif terhadap dua cara tersebut. Namun, pengobatan ini harus rutin dilakukan oleh pasien kurang lebih dalam kurun waktu satu hingga dua tahun," tutup dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement