Rabu 19 Aug 2015 18:40 WIB

Benarkah Rokok Elektrik Membantu Seseorang Berhenti Merokok?

Rep: http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-08-19/benarkah-rokok-elektrik-membantu-seseorang-berhenti-merokok/1483424/ Red: Winda Destiana Putri
Rokok elektrik
Foto: AP
Rokok elektrik

REPUBLIKA.CO.ID, Dua studi yang memiliki hasil bertentangan mengungkap, rokok elektrik mungkin membantu kecanduan yang dialami para perokok, tetapi di sisi lain juga bisa mendorong orang-orang yang bukan perokok untuk merokok.

Rokok elektrik adalah perangkat bertenaga baterai yang memanaskan cairan mengandung nikotin untuk menciptakan asap untuk dihirup oleh penggunanya, sebuah proses yang dikenal sebagai ‘vaping’ atau pengasapan.

Ada kontroversi seputar bahaya dan efektivitasnya sebagai alat bantu untuk berhenti merokok, di antara para ahli kesehatan.

Sebuah studi dari siswa SMA yang diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Dokter Amerika (JAMA) menunjukkan, mereka yang telah mencoba rokok elektrik cenderung untuk mencoba juga rokok tradisional.

Penelitian yang dilakukan pada lebih dari 2.500 siswa AS selama periode enam bulan ini menemukan, 31 persen dari pengguna rokok elektrik mencoba bentuk lain dari tembakau, ketimbang 8 persen dari mereka yang tak pernah mencobanya.

Tapi Profesor Psikologi di Universitas London, Peter Hajek, mengatakan, temuan ini tak menunjukkan bahwa rokok elektrik menyebabkan kebiasaan merokok tradisional, tetapi lebih menunjukkan bahwa orang-orang yang tertarik menggunakan rokok elektrik adalah orang-orang yang sama yang tertarik pada rokok tradisional.

Profesor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sydney, Simon Chapman, mengatakan, itu adalah respon "masuk akal" yang digunakan oleh para kritikus, tetapi belum tentu demikian.

"Kritik atas studi seperti itu mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena orang-orang yang menggunakan rokok elektrik adalah orang-orang yang suka mengambil risiko," jelasnya.

Ia lantas menerangkan, "Jadi mereka adalah jenis yang sama dari anak-anak yang minum di bawah umur atau melakukan seks pada usia dini. Itu respon yang masuk akal, kecuali kemungkinan ada beberapa orang di antara anak-anak yang mencoba rokok elektrik yang mungkin tak pernah merokok tradisional."

Ia mengatakan, itu terjadi karena setelah mereka "mencicipi nikotin" dan mendobrak larangan merokok atau menggunakan rokok elektrik di depan umum, mereka menjadi lebih tertarik. Rokok elektrik juga telah dipromosikan sebagai alat yang kurang berbahaya ketimbang rokok.

Para peneliti dari lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris melakukan sebuah penelitian terpisah yang menemukan bahwa rokok elektrik 95 persen kurang berbahaya daripada tembakau dan harus dipromosikan sebagai alat untuk membantu para perokok untuk berhenti merokok.

Para ahli juga mengatakan, tak ada bukti bahwa rokok elektrik adalah pemicu kebiasaan merokok tradisional bagi anak-anak atau para non-perokok, yang bertentangan temuan penelitian JAMA.

Penelitian di Inggris mengungkap, hampir 2,6 juta orang dewasa yang menggunakan rokok elektrik di negara tersebut adalah mantan perokok yang menggunakan perangkat ini untuk membantu mereka berhenti dan hanya 2 persen dari anak-anak muda yang merupakan pengguna biasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement