Senin 08 Jun 2015 09:19 WIB

Kurangi Garam, Turunkan Tekanan Darah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Asupan gula dan garam yang berlebihan bisa menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
Foto: flickr
Asupan gula dan garam yang berlebihan bisa menyebabkan munculnya berbagai penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, Hipertensi merupakan penyakit dengan tekanan darah tinggi di atas batas normal. Hipertensi berkaitan dengan pola makan atau diet. Jika Anda mengonsumsi makanan tinggi garam, maka potensi tekanan darah Anda naik juga tinggi.

Hal ini diungkapkan oleh Pakar hipertensi dan salah seorang pendiri Perhimpunan Hipertensi Indonesia atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr Arieska Ann Soenarta, SpJP, FIHA. Menurutnya, saat ini terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pada makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat.

Makanan asli Indonesia sendiri, juga diketahui banyak mengandung garam seperti kerupuk, kecap, sambal botol.

InaSH melalui berbagai kesempatan selalu mempromosikan dan edukasi masyarakat untuk melakukan gaya hidup sehat, diet sehat (makanan tinggi buah, sayuran, rendah lemak jenuh dan kholesterol, rendah garam dan produk susu rendah lemak).

Organisasi ilmiah dan kesehatan internasional menyimpulkan bahwa diet garam tinggi bisa meningkatkan tekanan darah, menimbulkan risiko kesehatan.

Ia menjelaskan diet merupakan upaya untuk mengobati hipertensi secara non-farmakologis. Diet tersebut dikenal dengan diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Dimana Anda sebaiknya mengonsumsi banyak biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan susu rendah lemak. Anda juga sebaiknya mengonsumsi kalsium, potassium, dan magnesium. Selain itu, sebaiknya mengonsumsi sedikit daging merah, permen dan minuman manis dan sedikit lemak jenuh dan lemak trans (minyak jelantah), juga kolesterol.

Menurutnya, asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah yang merupakan risiko kesehatan. Sebaliknya konsumsi garam rendah menurunkan tekanan darah.

“Pengurangan asupan garam yang tersembunyi dalam makanan yang terbuat oleh pabrik mempunyai dampak yang paling besar,” ujarnya. “WHO atau FAO merekomendasikan konsumsi kurang dari lima gram garam per hari,” ungkapnya.

Kebijakan untuk mengurangi asupan garam dalam populasi yang luas adalah paling efektif dan dapat memiliki dampak yang sangat tinggi. Profesional kesehatan dapat memainkan peran kunci dalam mendidik orang dari berbagai usia mengenai asupan garam diet yang optimal.

Selain itu dengan adanya gadget saat ini, akan mengakibatkan anak lebih inaktif secara fisik dan kesemuanya akan mendorong ke arah obesitas dan pergeseran kejadian hipertensi pada usia yang lebih muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement