Ahad 11 Jan 2015 07:18 WIB

Sanitasi yang Baik Belum Jadi Proritas Orang Indonesia

Aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK) warga tanpa mengindahkan kebersihan bantaran Kali Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK) warga tanpa mengindahkan kebersihan bantaran Kali Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, Pendidikan tentang sanitasi yang baik menjadi tantangan terbesar dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat.

"Itu tidak hanya terjadi di daerah kumuh," kata Ketua Yayasan Mercy Corps Indonesia, Agni Pratama.

Menurut dia, lebih dari 60 persen orang Indonesia masih sulit menjawab ketika ditanya tentang sanitasi yang baik. Di daerah perkotaan dengan tingkat sanitasi yang cukup tinggi pun menurut Agni belum cukup meyakinkan masyarakat untuk berinvestasi di produk dan jasa sanitasi.

"Misalnya 'kapan terakhir septictank disedot? Kedap air? Saya yakin tidak banyak yang bisa jawab," kata dia.

Agni berpendapat edukasi cukup mengena ke masyarakat ketika dilakukan oleh pemuka agama atau tokoh masyarakat. Selain masalah edukasi, tidak semua masyarakat memiliki akses terhadap informasi sanitasi yang baik meski pemerintah sudah memiliki strategi sanitasi perkotaan yang cukup baik.

Masalah lainnya, terutama di daerah kumuh, warga tidak memiliki toilet sendiri di dalam rumah dan harus menggunakan toilet umum yang terkadang letaknya cukup jauh.

Tantangan terakhir dalam peningkatan kesadaran sanitasi yang baik adalah masalah finansial. Masih ada warga yang belum menempatkan sanitasi sebagai prioritas utama.

"Misalnya, malah merokok kadang bisa habis Rp 600 ribu. Padahal, itu bisa untuk mencicil septictank lima kali. Perlu edukasi mengelola keuangan," kata Agni.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement