Rabu 09 Jul 2014 11:05 WIB

Pasien Ginjal Kronis Perlu Waspada Ketika Berpuasa

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Muhammad Hafil
Ginjal
Ginjal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit ginjal kronis dapat dikategorikan dalam lima tahap berdasarkan tingkat keparahannya. Dibeberapa negara, penyakit ini memengaruhi sekitar 13 persen dari penduduk.

Dr Al-Malki menekankan bahwa kategori keparahan penyakit ginjal pada pasien dapat menunjukkan apakah dia mampu berpuasa atau tidak. Sebagai contoh, pasien dengan gagal ginjal akut tidak cepat pulih. Pasien dengan penyakit ginjal yang masih didiagnosis penyakit ginjal stadium tiga atau lebih tinggi disarankan tidak berpuasa sebab ginjal mereka gagal untuk mempertahankan tingkat normal cairan tubuh.

"Ini membuat mereka rentan terhadap disfungsi ginjal dan kerusakan ginjal lebih lanjut," ujar Al-Malki, dilansir dari Qataris Booming, Rabu (9/7).

Puasa makan dan minum selama berjam-jam dapat menyebabkan dehidrasi, maka pasien gagal ginjal harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi mereka dan potensi risiko terkait puasa. Biasanya pasien harus menjalani hemodialisis, jenis terapi penggantian ginjal dimana pasien biasanya menjalani cuci darah tiga kalo sepekan. Namun mereka tetap bisa berpuasa tiga hari lainnya.

Al-Malki juga menyarankan pasien transplantasi ginjal agar mematuhi dosis obat mereka. Pasien dengan transplantasi ginjal yang disertai diabetes juga akan berdampak negatif jika tetap berpuasa. Oleh sebab itu, mereka harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan berpuasa.

Ahli diet Ayman Alawneh memandang setiap penyakit ginjal itu memiliki kebutuhan diet sendiri selama Ramadhan. Jika dokter menyetujui mereka berpuasa, maka mereka harus menjaga diet rendah dalam makanan yang kaya protein untuk menghindari beban tambahan pada ginjal mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement