Senin 26 May 2014 13:14 WIB

Sakit Jantung Tak Lagi Identik dengan Usia Lanjut

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Terserang sakit jantung
Foto: thetransferfactorindonesia.com
Terserang sakit jantung

REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit jantung kini tak lagi identik dengan usia lanjut. Sejak beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang yang mengalaminya pada usia produktif. Di RSPI-Pondok Indah, Jakarta Selatan, contohnya, 16,53 persen pasien penyakit jantung yang datang pada 2010 tercatat berusia antara 20 sampai 49 tahun.

Tiga tahun kemudian, jumlah pasien penyakit jantung usia produktif di sana meningkat menjadi 28,84 persen. Total pasien penyakit jantung semua usia pun bertambah cukup signifikan.

“Tahun 2010 ada 10.600 pasien dan pada 2010 ada lebih dari 12.800 orang yang mengalami penyakit jantung,” ujar dokter spesialis penyakit jantung, dr M Taufik A Pohan SpJP.

Penyakit jantung menyerang secara mendadak. Kondisi ini dipicu oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh arteri. Akibatnya, alirah darah ke jantung berkurang.

Penyakit jantung yang paling sering ditemui, yakni penyakit jantung koroner (PJK). “Begitu terjadi penyempitan pembuluh darah koroner maka otot jantung kekurangan darah dan terjadilah PJK,” kata Taufik.

Gaya hidup tidak sehat dan stres merupakan faktor yang berperan besar dalam serangan jantung pada usia muda. Hipertensi, merokok, kolesterol, darah tinggi, kencing manis, kegemukan, dan kurang olahraga merupakan pemicu terjamak.

“Ini adalah faktor risiko yang dapat diubah,” ujarnya. Sementara itu, ada pula faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak dapat diubah, yakni usia dan jenis kelamin.

Laki-laki diketahui memiliki risiko lebih besar dibandingkan perempuan yang belum menopause. “Menjadi pria meningkatkan dua kali lipat terkena PJK dan risiko meninggalnya tiga kali lipat karena PJK,” kata Taufik.

Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung juga memiliki risiko tinggi PJK. Mereka yang orang tuanya terkena PJK dua kali lipat berisiko terkena PJK.

Waspadai bila ada rasa nyeri yang khas di dada, yakni seperti ditusuk, ditekan, dada terasa berat, dan rasa itu menjalar ke leher hingga membuat penderita seperti tercekik. Nyeri juga dapat merambat ke rahang, ke lengan kiri, atau ke punggung. Terkadang, juga terdapat keluhan di daerah ulu hati.

Gejala tersebut acap kali datang diikuti dengan munculnya keringat dingin. Jika lebih dari 10 menit nyerinya tidak hilang, segera ke Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat. Apalagi, kalau gejalanya tidak hilang ketika menarik napas atau mengubah posisi.

“Sebanyak 50 sampai 60 persen serangan jantung disertai gejala sakit dada khas, 20 persen ditandai dengan gangguan lain, dan 20 persen lainnya merupakan sudden cardiac death,” ujar Taufik memaparkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement