Senin 20 May 2013 14:19 WIB

Matahari Pagi Baik Bagi Penderita Asma

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Penderita asma, ilustrasi
Foto: uihealthcare.org
Penderita asma, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penelitian terbaru dari King's College London menyatakan vitamin dari matahari pagi berdampak pada pasien dengan penyakit asma. Kekurangan vitamin D yang dibuat tubuh saat terkena sinar matahari berkaitan dengan memburuknya gejala asma. 

Penelitian terbaru tersebut menunjukkan vitamin D menenangkan sistem imun yang berkaitan dengan asma. Namun, pengobatan pasien dengan vitamin D belum dites. 

Berdasarkan laporan BBC, orang dengan asma akan sulit bernafas ketika saluran udara meradang, bengkak, dan menyempit. Kebanyakan orang diobati dengan steroid tetapi obat tersebut tidak sepenuhnya bekerja bagi semua orang.

"Kita tahu orang-orang dengan vitamin D kadar tinggi lebih mampu mengontrol asma mereka, koneksi yang cukup mencolok," kata peneliti, Catherin Hawrylowicz. 

Tim meneliti dampak vitamin pada zat kimia tubuh, interleukin-17. Ini merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi. Namun, hal itu dapat menyebabkan masalah ketika jumlahnya terlalu tinggi. 

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal Alergi dan Immunologi Klinik, vitamin D mampu menurunkan kadar interleukin-17 ketika ditambahkan dengan sampel darah dari 28 pasien. 

Hawrylowicz mengatakan budaya menutupi sinar matahari dengan krim mungkin meningkatkan asma. Tapi, dia berpesan terlalu banyak sinar matahari juga buruk bagi kesehatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement