Selasa 06 Nov 2012 18:25 WIB

Bahayakah Obat Asma Bagi Kehamilan?

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: M Irwan Ariefyanto
obat asma dan kehamilan
Foto: diyhealth.com
obat asma dan kehamilan

REPUBLIKA.CO.ID,Satu dari tiga perempuan yang menjalani pengobatan pengontrol asma berhenti mengonsumsi obat di bulan-bulan pertama kehamilannya. Padahal, asma yang tak terkontrol sangat berbahaya bagi perkembangan janin.

Fakta tersebut terungkap melalui penelitian di Belanda.

Peneliti belum bisa menggali penyebab perilaku para calon ibu tersebut. Dampak negatifnya terhadap kesehatan responden juga belum terkuak. "Tetapi, fakta ini mengkhawatirkan," kata profesor farmasi dari University of Montreal, Lucie Blais, yang tak terlibat dalam penelitian ini.

Sejumlah penelitian sebelumnya mengungkap asma yang tak terkontrol tak baik bagi janin. Kelak, bayi akan memiliki berat lahir rendah. Reuters Healthmelansir Global Initiative for Asthma (GINA)

dan US National Asthma Education and Prevention Program merekomendasikan perempuan untuk meneruskan terapi asmanya di sepanjang masa kehamilan. Sebab, asma yang memburuk mendatangkan risiko yang lebih besar ketimbang risiko dari pengobatan.

Salah satu bahaya yang mungkin dialami janin ialah hypoxemiaatau kekurangan oksigen semasa perkembangan. Sebetulnya, tak banyak bukti yang menunjukkan pengobatan asma membahayakan janin. Sebaliknya, dokter justru mengimbau agar ibu hamil mengendalikan asmanya.

Bersama koleganya, Priscilla Zetstra-van der Woude dari University of Groningen meneliti 25 ribu kehamilan dari data peresepan di Belanda.

Sepanjang tahun 1994 hingga 2009, lebih dari 2.000 perempuan hamil--setara dengan delapan persen--menerima resep obat asma. Sejak tahun 2004 hingga 2009, kepatuhan ibu hamil menjalani terapi asma merosot 30 persen di trimester pertama kehamilannya.

Kelompok peneliti melihat kebanyakan ibu menghentikan bronchodilatorsberefek jangka panjang dan kombinasi obat hirup yang mengan- dung kortikosteroid. Bronchodilatorstersebut biasanya diresepkan untuk pasien yang asmanya parah. Penghentian konsumsi obat ini dapat mem- perburuk gejala asma,\" kata Zetstra-van der Woude seperti tertera di Journal of Allergy and Clinical Immunology.

Dokter maupun pasien asma harus paham betul pentingnya pengontrolan asma selama kehamilan. Risiko asma yang tak terkontrol juga mesti mereka ketahui. "Demi janin yang dikan- dung, patuhlah terhadap pengobatan asma," saran Zetstra-van der Woude.

           

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement