Ekonomi Kreatif Gairahkan Perekonomian Daerah

Senin , 16 Oct 2017, 15:04 WIB
Ketua Komisi X Sutan Adil Hendra.
Foto: dpr
Ketua Komisi X Sutan Adil Hendra.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG-- Ketua Komisi X Sutan Adil Hendra menuturkan perlu strategi khusus untuk menggairahkan perekonomian daerah. Menurut dia, industri ekonomi kreatif (ekraf) yang dikelola secara tepat dan baik diyakini dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

Hal itu diungkapkannya, saat kunjungan kerja spesifik guna mendapat masukan dan aspirasi terkait RUU Ekonomi Kreatif (Ekraf) ke Provinsi Sumatra Selatan. Dia mengungkapkan, pada dasarnya pengembangan ekraf bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sutan juga berpesan agar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dapat meningkatkan tradisi daerah yang sudah ada seperti songket, kuliner khas Sumsel seperti pempek dapat dikembangkan lagi secara kreatif dan bernilai ganda. "Kita ingin Bekraf itu ada untuk meningkatkan apa yang sudah ada lebih berkembang lagi. Bagaimana pengembangan ekraf ke depan. Jadi penekanan kami dari sisi politik, Komisi X kami minta Bekraf harus hadir di setiap langkah yang berhubungan dengan ekraf," kata Sutan di Griya Agung, Sumsel, Kamis (12/10) sore.

 

Senada dengan itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadis Budpar) Sumsel Irene Camelyn Sinaga mengatakan, industri kreatif memiliki tujuan mensejahterakan masyarakat dan perluasan lapangan kerja, sehingga apa yang sudah ada di Sumsel bisa dinaikkan lagi capaiannya.

 

"Dalam arti kualitas produk, packing dan sebagainya, diharapkan dapat menghasilkan dua kali lipat kesejahteraan yang sudah ada. Industri kreatif sudah ada tinggal bagaimana menaikkan levelnya dengan keuntungan yang ganda," ujar Irene.

 

Di Sumsel, kuliner fashion, kria, dan seni pertunjukan merupakan bidang ekonomi kreatif yang menjadi proritas pembangunan ekraf jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Bumi Sriwijaya ini, memiliki potensi kuliner yang beragam dan unik, diantara kuliner tersebut telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB), yakni Pempek dan Kue Bolu 8 Jam. Di samping itu terdapat kuliner khas lainnya seperti pindang, lempok, rusip, tempoyak, bekasam.

 

Fashion di Sumsel juga memiliki potensi pengelolaan tekstil dengan produk antara lain Songket yang sudah menjadi WBTB Indonesia, Jumputan, Blongsong, Tajung, Gebeng, dan Batik Palembang. Adapun kerajinan atau kriya khas Sumsel ada perhiasan emas, kerajinan perhiasan perak dan gerabah serta kerajinan rakyat lainnya.