Kamis 11 Jan 2018 15:36 WIB

Menkes Ajak Masyarakat ke Rumah Sakit Jiwa

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pasien berada di dalam ruang isolasi Rumah Sakit Jiwa Kendari usai mengkonsumsi obat jenis somadril dan tramadol berlebihan, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (14/9).
Foto: Antara/Jojon
Seorang pasien berada di dalam ruang isolasi Rumah Sakit Jiwa Kendari usai mengkonsumsi obat jenis somadril dan tramadol berlebihan, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek meminta masyarakat yang merasa stres dan depresi berkonsultasi ke rumah sakit jiwa. Tujuannya agar kondisinya tidak semakin parah.

Menurut Nila, Indonesia dengan populasi penduduk yang terus bertambah maka berbanding lurus dengan tingkat stres juga tinggi. Ia membandingkan Tanah Air dengan Jepang terkait hal ini. Negeri sakura itu mengalami tingkat bunuh diri tinggi karena dengan gaya hidup mereka yang begitu keras.

"Saya kira kita juga sudah mengalami gaya hidup keras, kepadatan penduduk, hingga kemacetan karena itu hipertensi di Indonesia naik menjadi 25 persen," ujarnya saat ditemui usai pemaparan kinerja Kementerian Kesehatan 2017, di Jakarta, Rabu (10/11).

Karena itu, ia meminta masyarakat fokus bagaimana masyarakat Indonesia mengatasi tingkat stres. Solusinya, kata dia, adalah dengan menyambangi rumah sakit (RS) Jiwa.

Ia menyebut tempat ini bisa disebut rumah sakit mental, artinya bukan hanya orang yang sakit jiwa saja yang berobat ke sana tetapi individu yang mengalami stres, depresi bisa berkonsultasi supaya keadaannya tidak menjadi lebih buruk. Nila juga mengusulkan para pimpinan daerah mengerahkan mobil supaya masyarakatnya bisa menggunakannya sebagai wadah mengungkapkan perasaan hati atau curhat.

"Saya kira ini penting sekali buat kita melakukan konsultasi kalau mengalami tekanan stres," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement