Senin 18 Dec 2017 17:00 WIB

Rasa Umami Disebut Bisa Bantu Turunkan Konsumsi Garam

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Kandungan garam yang tinggi pada daging olahan memicu hipertensi.
Foto: ist
Kandungan garam yang tinggi pada daging olahan memicu hipertensi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia sedang gencar melakukan sosialisasi tumpeng gizi seimbang melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Di tahun 2017, pemerintah mengkampanyekan gemar makan sayur dan buah, menggiatkan aktivitas fisik dan cek kondisi kesehatan.

Semuanya sudah digambarkan dengan jelas dan terperinci dalam tumpeng gizi seimbang. Kebijakan ini terkait dengan beralihnya trend penyebab kematian di Indonesia dari penyakit menular ke penyakit tidak menular atau PTM menurut data Sample Registration System 2014.
 
Maka dari itu, kini bagian piramida atas dari tumpeng gizi seimbang adalah pengaturan asupan Gula, Garam, dan Lemak (GGL). Masyarakat diminta bijak dalam konsumsi GGL karena bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung dan hipertensi.
 
Formulasi GGL yang dianjurkan adalah 4.1.5 (masing-masing dalam gram). Hal ini pun membawa efek di sisi lain. Dilansir siaran pers Ajinomoto yang diterima Republika.co.id, ada dilema yang ditimbulkan karena kelezatan makanan akan berkurang dengan pengurangan GGL dalam masakan.
 
Dalam sebuah wawancara di acara Good Morning CNN Indonesia, Pakar gizi dari IPB Hardinsyah menyatakan kebutuhan garam bagi orang dewasa adalah empat sampai lima gram per hari. Menurutnya, potensi konsumsi garam berlebihan sangat besar karena salah satu fungsi garam adalah memperlezat masakan.
 
"Salah satu alternatif untuk mengurangi asupan garam adalah penambahan bumbu umami atau MSG," katanya.
 
Hardinsyah juga menambahkan yang berbahaya dari garam adalah kandungan natriumnya, yang sudah terbukti berkorelasi positif dengan peningkatan tekanan darah.
 
Asupan natrium berlebihan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. MSG diketahui memiliki kandungan natrium lebih rendah yakni satu per tiga dari garam. Sehingga penambahan MSG dapat mengurangi asupan natrium tanpa mengurangi kelezatan masakan.
 
Lebih lanjut, ia memaparkan isu keamanan MSG yang sudah memiliki citra buruk di masyarakat. "Badan kesehatan dunia seperti JECFA, US-FDA, FSANZ, dan juga BPOM, menyatakan MSG aman dikonsumsi sebagai bahan tambahan pangan (BTP) dan penguat rasa umami atau gurih," katanya.
 
Hingga kini, status MSG merupakan GRAS (generally recognized as safe). Dengan konsumsi MSG secukupnya dan sesuai dengan fungsinya sebagai penguat rasa, maka hidangan makanan yang lezat dan juga bisa menyehatkan. Batas maksimal konsumsi MSG yang direkomendasikan WHO adalah enam gram per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement