Ahad 17 Dec 2017 05:51 WIB

Puasa Terbukti Menyehatkan Otak

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Indira Rezkisari
Kesehatan otak.
Foto: Pixabay
Kesehatan otak.

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Berdasarkan hasil riset yang dilakukan National Institute of Aging, Amerika Serikat, pola diet berupa puasa yang dilakukan secara bergantian dari satu hari ke hari berikutnya ternyata mampu meningkatkan fungsi kognitif pada otak. Biasanya jenis pola diet seperti ini bertujuan untuk menurunkan berat badan.

Namun, berpuasa dengan pola selang-seling, atau sehari berpuasa, kemudian besoknya tidak, ternyata memberikan dampak positif lain, terutama dalam fungsi otak. Puasa yang dikenal juga dengan Puasa Daud tersebut menyebabkan neuron di otak mendapatkan energi lebih, sehingga meningkatkan hubungan antara neuron.

Dalam riset, peneliti menerapkan pola diet tersebut terhadap 40 tikus laboratorium. Namun, setiap tikus tetap dipastikan mendapatkan jumlah kalori yang sama. Hasilnya, tikus-tikus yang berpuasa menunjukan peningkatan sebanyak 50 persen BDNF, atau sejenis zat kimia dalam otak.

Dalam penelitian sebelumnya, BDNF kerap dianggap berperan penting dalam pembentukan sel-sel saraf baru dan proses kognitif di dalam otak. Selama proses berpuasa tersebut, tubuh mengubah energi dari glukosa, di dalam liver, ke sel-sel lemak.

Kondisi ini pun akhirnya memberikan stimulus dan peningkatan aktivitas serta pertumbuhan sel di dalam otak. ''Saat persediaan energi itu habis, maka tubuh manusia, begitu juga tubuh hewan, akan beralih ke lemak-lemak tersebut, yang disebut ketones di dalam darah. Ketone ini berperan penting dalam menstimulasi produksi BDNF dan mampu membantu mengoptimalkan fungsi kognitif, belajar, dan ingatan,'' kata Kepala Laboratorium Neurosciences di National Institute of Aging, Mark Matson, seperti dikutip The Independent.

Studi itu juga menemukan, tikus-tikus yang menjalani pola diet dengan puasa secara bergantian itu memiliki fungsi mental yang optimal, dan bertahan tujuh hingga 14 hari. Tikus-tikus itu juga lebih waspada dan memiliki aktivitas yang menonjol di sejumlah bagian otak, terutama yang mengatur proses pembelajaran dan ingatan, selama menjalani pola diet tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement