Kamis 14 Dec 2017 09:52 WIB

Lima Pemicu Air Mata Selain Sedih

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Air mata tobat (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Air mata tobat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menangis muncul dari alasan berbeda, bagi sebagian orang mungkin karena kejadian menyedihkan. Bagi orang lain, adegan di film 'The Notebook' cukup untuk memancing air mata.

Tangisan memang bagian dari diri manusia. Sebagian binatang juga menitikan air mata, namun manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang menangis karena alasan emosional.

Ada tiga tipe tangisan, yang pertama air mata yang keluar sebagai perlindungan mata yang disebut air mata basal. Kedua, air mata refleks yang datang sebagai respon atas iritasi fisik pada mata, seperti air mata yang muncul ketika memotong bawang. Terakhir, air mata yang membedakan dengan hewan lain, tangisan emosional.

Meski alasan memotong bawang atau keadaan duka, ada kalanya seseorang menangis lebih banyak dari biasannya tanpa alasan yang jelas. Berikut lima alasan menangis selain karena kesedihan, seperti dilansir pada laman Huffingpost.

1. Lelah

Bayi bukan satu-satunya yang menangis karena mereka mengantuk, orang dewasa pun mengalaminya. Peneliti dari Universitas Pennsylvania menunjukan bahwa tidur hanya 4,5 jam setiap malam menyebabkan perubahan mood negatif, mulai dari iritabilitas hingga keluar air mata.

2. Ada sesuatu di mata

Memotong bawang menjadi salah satu alasan kenapa air mata reflek keluar untuk memproteksi mata dari iritasi. Syaraf di korena memberitahu otak dan mengirimkan hormon ke kelopak mata untuk menghasilkan air mata agar membantu membersihkan apapun yang mengganggu mata. Bukan hanya bawang bombay saja, asap, debu, angin kencang menjadi alasan lain.

3. Memiliki dua kromosom X

The Wall Street Journal melaporkan bahwa perempuan secara biologis menangis lebih banyak daripada pria. Saluran air mata wanita lebih besar dari wanita. Artinya, dibutuhkan sedikit air mata untuk mengeluarkannya bagi wanita. Selain itu, menurut Mayo Clinic, wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi menangis sebelum siklus menstruasi dimulai selain kembung dan sakit kepala.

4. Stress

Mahasiswa doktor Universitas Pittsburgh, Lauren Bylsma menyatakan bahwa menangis adalah bentuk fisik dari stress yang dialami seseorang. Dia menuturkan bahwa dengan menangis dapat menghasilkan dampak tertentu seperti dukungan dan bantuan dari orang lain.

Namun apakah menangis bisa mengurangi stres? Bylsma menuturkan bahwa tidak pasti stres yang dialami seseorang akan berkurang dengan menangis. "Ada juga beberapa bukti terbatas bahwa hormon stres dapat disekresikan dengan air mata ketika menangis sebagai respons terhadap stres atau emosi negatif, dibandingkan dengan air mata non-emosional," lanjutnya.

5. Depresi

Bylsma mengatakan bahwa meski menangis bukan sebagai tingkat depresi yang ekstrem, peningkatan tangisan bisa menjadi tanda depresi. Merasa sedih atau mati rasa sepanjang waktu, kehilangan nafsu makan atau energi dan gejala lainnya adalah semua tanda gangguan mood. Depresi akan memburuk jika tidak diobati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement