Rabu 15 Nov 2017 11:14 WIB

Tak Semua Obat Penurun Panas Cocok untuk Pasien DB

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tak semua obat penurun panas cocok untuk pasien demam berdarah dengue (DBD). Karena ada obat penurun panas yang bila dikonsumsi oleh pasien DB malah dapat memperparah penyakitnya.

Hal itu diungkapkan Pakar Demam Berdarah dan juga Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM Prof Sutaryo. Menurutnya, bila anak sakit demam berdarah jangan mengonsumsi obat penurun panas yang mengandung ibuprofen danasamsalisilat.

Obat tersebut, kata dia,  bagi penderita demam berdarah bisa merusak liver, mengganggu darah, dan saluran pencernaan. Apalagi bila virus di pengidap adalah dengue tipe 3. Karena dengue tipe 3 ini penyebab DBD yang paling berat dan bisa mengakibatkan kematian apabila tidak segera dibawa ke dokter dan tidak diketahui bahwa dia menderita demam berdarah.

"Padahal sebetulnya pasien demam berdarah ini bisa dideteksi dan diatasi. Sehingga jangan sampai pasien meninggal karena demam berdarah," kata Prof Taryo, panggilan akrab Prof Sutaryo baru baru ini.

Yang menyebabkan pasien demam berdarah itu karena mengalami kebocoran plasma yang mengandung air, gula, dan elektrolit dari dalam pembuluh darah ke jaringan sekitarnya.  "Kebocoran itu diikuti kekentalan darah dan kebocoran ini pada umumnya pada hari keempat, hari kelima, dan keenam. Jadi tidak ada orang yang meninggal karena demam berdarah pada hari pertama hingga hari ketiga," tuturnya.

Menurut Prof Taryo, salah satu ciri pasien Demam Berdarah adalah ada demam dua sampai tujuh hari dan ada kebocoran plasma. Kadang ada trombositopenia (kondisi yang terjadi akibat kurangnya jumlah platelet atau trombosit, sel darah yang berperan penting pada proses pembekuan darah) dan kadang tidak.

Oleh karena itu pada hari keempat seseorang yang mengalami demam harus diperiksa untuk mengetahui apakah demam berdarah atau tidak. "Untuk mengetahui hari keempat itu, misalnya demamnya dimulai Selasa pagi, maka hari keempatnya Sabtu pagi itu," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement