Senin 04 Sep 2017 09:00 WIB

Waspada, Ini Dampak Langsung Stres Bagi Tubuh

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Stres
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi Stres

REPUBLIKA.CO.ID, Stres bukan hanya sesuatu yang terjadi dalam pikiran, tetapi juga dapat mendampak pada kondisi fisik. Gangguan mental akibat tekanan berbagai aspek internal maupun eksternal itu adalah cara alami tubuh merespons potensi bahaya.

Ketika mendeteksi ancaman, otak merilis adrenalin dan kortisol yang meningkatkan kewaspadaan, denyut jantung, dan aliran darah ke otot. Berikut sejumlah dampak langsung stres bagi tubuh, seperti disampaikan pakar kesehatan Cindy Geyer dan Joel Kahn dari True Health Initiative.

Kualitas tidur terganggu

Studi yang dirilis pada 2015 menganalisis sejumlah wanita paruh baya selama sembilan tahun periode. Hasilnya, peserta yang tingkat stresnya cukup tinggi memiliki kualitas tidur lebih rendah daripada yang tidak stres, sekaligus lebih mudah terserang insomnia.

Memilih makanan tidak sehat

Stres dapat mengacaukan hormon leptin dan ghrelin dalam tubuh yang mengatur selera makan seseorang. Itu sebabnya ada sebagian orang yang kehilangan selera makan saat stres serta sebagian lain justru memilih asupan makanan kurang sehat yang penuh kalori dan lemak.

Berdampak pada janin

Hal ini berlaku pada ibu hamil, di mana hormon stresnya dapat memengaruhi pertumbuhan calon bayi dalam perut. Lebih spesifik, para pakar telah mengaitkan stres selama kehamilan dengan risiko bayi terlahir autis, lebih mudah depresi, ADHD, skizofrenia, hingga penurunan kemampuan kognitif.

Berbagai masalah kulit

Stres dapat memperburuk masalah kulit, ditandai dengan masa sembuh lebih lama saat terluka, sampai munculnya jerawat, psoriasis, rosacea, alopecia, dan eksim. Berbagai studi telah mengungkap hubungan antara otak dan kulit sehingga tidak mengherankan apabila stres berdampak negatif pada organ terbesar pada tubuh ini.

Mudah sakit

Stres tidak baik bagi jantung yang kerap berdebar lebih kencang, selain membuat pengidapnya lebih mudah sakit seperti terserang flu dan infeksi. Gangguan mental ini juga memicu efek langsung pada sistem pencernaan karena otak dan usus dipengaruhi oleh banyak hormon yang sama, dikutip dari Business Insider.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement