Kamis 24 Aug 2017 09:40 WIB

Kenali Tanda Diare Anak Disertai Intoleransi Laktosa

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Seorang dokter terlihat sedang memeriksa balita yang terserang penyakit diare di rumah sakit.
Foto: dok Republika
Seorang dokter terlihat sedang memeriksa balita yang terserang penyakit diare di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diare menjadi penyakit yang paling umum terjadi oleh anak-anak. Para orang tua harus dapat mengenali tanda diare pada anak, terlebih lagi yang disertai dengan intoleransi pada laktosa.

DR. Dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K) mengungkapkan, penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Penyebab terbanyak diare pada anak adalah Rotavirus. Penelitian menemukan bahwa sebagian dari 30 persen anak Indonesia yang mengalami diare karena Rotavirus juga mengalami intoleransi laktosa.

"Pada saat terjadi kerusakan pada vili usus, membuat BAB berbau asam, dan duburnya lecet karena asam ini," kata DR. Dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K), di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tanda lainnya ketika anak mengalami intoleran laktosa adalah, diare cair yang berlebihan, perut kembung, sakit perut dan sering buang gas. Ariani mengatakan, dari gas tersebut membuat perut anak menjadi kembung.

Adapun penelitian di negara lain, mendapatkan angka kejadian intoleransi laktosa yang lebih tinggi, yakni sekitar 67 persen pada diare, karena Rotavirus dan 49 persen diare non-Rotavirus. Pada saat diare terutama oleh Rotavirus, terjadi kerusakan jonjot usus, sehingga produksi beberapa enzim di jonjot usus yang berguna untuk proses pencernaan nutrisi, di antaranya enzim laktase, akan berkurang.

Enzim laktase berguna untuk mencerna gula alami atau laktosa yang terdapat pada susu. Laktosa yang tidak tercerna, akhirnya tidak dapat diserap, menyebabkan diare semakin berat, kembung, dan tinja yang berbau asam.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement