Jumat 18 Aug 2017 09:36 WIB

Yuk, Sama-Sama Hapus Stigma Psoriasis

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Esthi Maharani
Psoriasis of palms (illustration)
Foto: En.wikipedia.org
Psoriasis of palms (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, Psoriasis merupakan penyakit inflamasi autoimun sistemik yang kerap membuat permukaan kulit penderitanya tampak meradang, menebal serta bersisik. Penampakan kulit yang kurang baik kerap membuat penderita psoriasis dihadapkan pada stigma negatif yang membuat mereka dijauhi masyarakat.

"Karena itu, psoriasis juga mempengaruhi kualitas hidup," ungkap spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Dharmais dr Danang Tri Wahyudi SpKK(K) dalam diskusi media bersama Novartis di Jakarta, Rabu (16/8).

Danang mengatakan, sebagian besar masyarakat di Indonesia masih melihat psoriasis sebagai penyakit kulit yang menular. Hal ini membuat sebagian masyarakat enggan untuk berdekatan ataupun bersentuhan dengan penderita psoriasis.

"Ada anak yang tak mau memeluk ibunya (penderita psoriasis), pasangan tidak mau berhubungan," sambung Danang.

Danang menegaskan, psoriasis bukan penyakit menular. Psoriasis merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor pencetus. Melakukan kontak langsung dengan penderita psoriasis tidak akan membuat orang yang bersangkutan tertular penyakit psoriasis.

Stigma negatif yang dilekatkan masyarakat kepada penderita psoriasis kerap berujung pada pengucilan penderita psoriasis. Tak jarang penderita psoriasis memilih untuk mengurung diri di dalam kamar dan merasa rendah diri ketika berada di muka publik.

Di sisi lain, penderita psoriasis juga harus menjalani pengobatan seumur hidup. Tak hanya itu, penebalan kulit terkadang juga membuat gerak penderita psoriasis menjadi sulit dan terbatas. Kombinasi antara keterasingan dan perjalanan penyakit tak jarang membuat penderita psoriasis depresi karena merasa hanya berjuang sendirian.

"Tak sedikit penderita psoriasis ingin bunuh diri," jelas Danang.

Senada dengan Danang, Direktur P2PTM Kemenkes RI dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati MM juga mengungkapkan bahwa penyakit psoriasis tak hanya mempengaruhi kondisi fisik penderitanya. Jika tidak mendapatkan dukungan dan pendampingan yang tepat, penderita psorisasis juga rentan terhadap masalah psikis.

"Penyakit ini bukan sekedar (masalah di kulit) itu saja," jelas Lily.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement