REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak dipungkiri banyak anak yang takut diimunisasi suntik. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun takut melakukannya. Jadi wajar saja bila banyak anak-anak yang takut. Bahkan banyak meme beredar di media sosial anak yang menghindari imunisasi, ada yang sembunyi di kolong meja, naik ke atas meja, bahkan naik ke loteng.
Menurut Ketua Komnas PP KIPI dr Hindra Irawan Satari wajar kalau anak takut disuntik. Namun ketakutan anak ini bisa dihindari dengan melakukan pendekatan akrab dari guru. Dan sebaiknya imunisasi dimilai dari anak yang berani. Kemudian setelah itu tanyakan anak yang sudah diimunisasi, sakit atau tidak. Jika kenyataannya anak itu berani dan tidak merasa sakit, maka ini akan memberikan peluang pada anak yang lain untuk mengikuti jejak abak yang sudah divaksinasi.
Selain itu, sebelum imunisasi sebaiknya tenaga kesehatan memberikan informasi yang benar pada orangtua efek samping atau kontradiksi dari vaksinasi. Bahwa ada kemungkinan muncul gejala seperti demam, ruam, merah-merah, nyeri dan lainnya. Lalu tanyakan pada orangtua apakah mereka mau menerima itu. Dan ajak orangtua memilih mana manfaat yang lebih besar.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, dr Mohamad Subuh, MPPM menambahka salah satu tujuan imunisasi Measles Rubella (MR) yang sedang marak saat ini adalah agar 70 juta anak Indonesia bebas campak dan rubella kongenital tahun 2020.
"Anak Indonesia sehat dengan imunisasi. Kita sudah bebas polio lebih dari tiga tahun. Imunisasi cacar sudah dari tahun 1957. Tetanus eliminasi tahun 2016. Bisa selamatkan jutaaan anak."