Selasa 15 Aug 2017 15:42 WIB

Imunisasi MR tak Sebabkan Anak Lumpuh di Demak

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Measles Rubella (MR) yang akan disuntikkan kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Measles Rubella (MR) yang akan disuntikkan kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru-baru ini tersiar kabar bahwa seorang anak lumpuh di Demak setelah imunisasi. Padahal sebelhm imunisasi anak ini sehat-sehat saja. Apakah benar imunisasi bisa sebabkan kelumpuhan?

Ketua Komnas PP Kejadian Ikutan  Pasca Imunisasi (KIPI), Dr dr  Hindra Irawan Safari, SpA(K), M.Trop.Paed, menjelaskan untuk kasus Demak pihaknya sedang melakukan kajian lebih lanjut apakah penyebab kelumpuhan anak tersebut lantaran imunisasi atau bukan. Namun berdasarkan data yang didapatkan sementara, ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara kelumpuhannya dengan imunisasi yang didapat.

Dokter yang akrab disapa Hingky ini mengungkapkan memang sebelum imunisasi anak ini sehat-sehat saja. Tapi jauh sebelum itu anak ini mengalami kelainan bentuk kaki. Kaki kanannya berukuran lebih kecil dari kaki kirinya. Dan matanya mengalami juling. Ia mengatakan anak dengan bakat penyakit, maka perjalanan penyakitnya berbeda.

"Kejadian di Demak ini tidak berhubungan dengan imunisasi. Data-data yang ada tidak memperkuat bukti adanya hubungan kausal kelumpuhan anak itu dengan imunisasi MR," jelasnya.

Pihaknya hingga saat ini masih melakukan kajian. Masih melengkapi data-data. Mereka juga melakukan wawancara dengan dokter yang melakukan pemerikaaan anak itu. Semua tidak bisa diselesaikan dalam satu hari secara objektif.

"Kami belum bisa buktikan. Belum dapat, masih ada pemeriksaan lanjutan. Demak sudah ditangani dokter anak, dokter syaraf. Dari Dinkes provinsi sudah dirujuk ke RS Karyadi dan kondisinya sudah membaik," ujarnya.

Pihaknya masih membutuhkan pemeriksaan lebih lengkap. Butuh data untuk melengkapi ada hubungan atau tidak. Dan sampai hari ini tidak cukup bukti untuk mencari hubungan sebab akibatnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement