Selasa 08 Aug 2017 06:21 WIB

Studi: Kesepian Bisa Lebih Buruk Dibandingkan Obesitas

Ilustrasi Wanita Kesepian
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Wanita Kesepian

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saat dunia mulai terhubung melalui sarana digital, maka semakin banyak orang yang mengalami isolasi sosial. Keadaan ini membuat seseorang dapat menderita kesepian kronis.

Menurut penelitian yang dipresentasikan pada konvensi Asosiasi Psikologi Amerika, disebutkan bahwa kesepian bisa berdampak buruk pada kesehatan masyarakat dibandingkan obesitas.

"Terhubung dengan orang lain secara sosial dianggap sebagai kebutuhan manusia yang fundamental, sangat penting bagi kesejahteraan dan kelangsungan hidup," kata profesor psikologi Universitas Brigham Young, Julianne Holt-Lunstad, seperti dilansir dari Across America Patch, baru-baru ini. Contoh ekstremnya, kata dia, yaitu bayi yang sedang dalam perawatan apabila tidak memiliki kontak dengan manusia lainnya maka akan gagal berkembang dan berujung pada kematian.

Dia menyebut, isolasi sosial telah digunakan sebagai bentuk hukuman bagi mereka yang terbukti melakukan kejahatan. Lunstad melihat ada tingkat kesepian yang cukup tinggi di Amerika Serikat (AS). Asosiasi Pensiunan Amerika menemukan sekitar 42,6 orang Amerika berusia di atas 45 tahun mengalami kesepian kronis. Selain itu, lebih dari 25 persen orang AS hidup sendiri. Tingkat perkawinan dan jumlah anak per rumah tangga pun menurun.

Lunstad mengatakan, penelitian yang dia lakukan menunjukkan adanya hubungan antara isolasi sosial dan peningkatan risiko kematian. "Dengan meningkatnya populasi warga berusia tua, maka efek kesehatan yang harus diantisipasi meningkat," kata dia.

Tak hanya di AS, banyak negara di seluruh dunia menyarankan warganya untuk menghindari rasa kesepian. Pasalnya, berdasarkan penelitian Lunstad, kesepian dapat melipatgandakan risiko kematian dini seseorang, dibandingkan dengan orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat. Penelitian lain menemukan  orang yang memiliki indeks massa tubuh antara 30 dan 35 dapat meningkatkan risiko kematian sekitar 45 persen.

Kedua perkiraan tersebut berkorelasi, tapi bisa jadi tidak menunjukkan hubungan kausal. Dengan kata lain, orang yang kesepian mungkin memiliki risiko kematian tinggi karena alasan lain selain kurangnya koneksi sosial. Misalnya, mungkin benar bahwa orang-orang yang sakit lebih cenderung kesepian dan terputus kehidupan sosialnya, namun dalam kasus ini akan menjadi penyakit dan bukan kesepian yang menyebabkan tingkat kematian meningkat.

Meski begitu, Lunstad percaya bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa kesepian adalah masalah serius dan profesional medis harus menganggapnya sebagai ancaman kesehatan masyarakat. Dia menyarankan agar anak-anak diberi akses lebih besar terhadap pendidikan keterampilan sosial. Dokter, kata dia, juga harus bertanya kepada pasien tentang isolasi sosial.

Penelitian itu menunjukkan bahwa sebagian besar kesepian di masyarakat menimpa orang tua. "Mari rencanakan kehidupan sosial yang aktif, terutama saat pensiun, harus diberi prioritas lebih," ujar Lunstad.

 

 

Sumber: https://patch.com/us/across-america/loneliness-could-be-worse-your-health-obesity

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement