Ahad 02 Jul 2017 05:00 WIB

Es Kopi Starbucks di Inggris Mengandung Bakteri

Starbucks
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Starbucks

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Cuaca panas Eropa akan menggoda warga Inggris untuk minum es kopi. Namun, temuan baru-baru bisa membuat mereka berpikir ulang membeli es kopi dari kedai-kedai terkenal. 

BBC menemukan es kopi yang dijual gerai Starbucks di Inggris mengandung bakteri faecal coliform, yang biasanya ditemukan dalam tinja. Kasus serupa juga ditemukan pada dua kedai kopi terbesar di Inggris, yaitu Costa dan Caffè Nero. 

Melalui program Watchdog, BBC melakukan tes pada 10 sampel es kopi dari Starbucks, Costa, dan Caffè Nero. Hasilnya, tujuh dari sampel es kopi dari Costa serta masing-masing tiga sampel es kopi milik Starbucks dan Caffè Nero mengandung bakteri faecal coliform. 

"Kami menguji 10 kedai kopi dari tiga rantai yang berbeda. Jadi kami menguji lebih banyak tempat," kata Margarita Gomez Escalada, seorang ahli mikrobiologi dan dosen senior di Universitas Leeds Beckett yang melakukan analisis untuk BBC, dilansir dari Guardian pada Ahad (2/7).

Gomez mengatakan kemungkinan besar es di tiga kedai itu terkontaminasi oleh sentuhan tangan yang tidak bersih. Namun, dia juga memberikan kemungkinan lain, yaitu mesin es dan ember es bisa memunculkan masalah kalau tidak dibersihkan dengan benar. 

"Aturan tentang level bakteri yang diizinkan dalam air keran sangat rendah, kita mungkin akan menemukan 10 mikroorganisme per mililiter dalam, sedangkan kami menemukan ada ratusan mikroorganisme per mililiter," kata Gomez. 

Analisis tersebut, Gomez menyebutkan, melihat jumlah seluruh bakteri dan jumlah bakteri faecal coliform. Beberapa sampel menunjukkan jumlah bakteri yang tinggi namun tidak ada bakteri faecal dan beberapa sampel menunjukkan tingkat yang tinggi pada keduanya. 

"Fakta bahwa kami menemukan begitu banyak bakteri menunjukkan adanya risiko (terserang penyakit)," kata dia. 

Gomez menambahkan bakteri lain yang berhasil diidentifikasi merupakan patogen oportunistik, yaitu bakteri yang bagi orang sehat tidak sering menyebabkan penyakit. "Namun menyebabkan penyakit pada orang-orang yang imunitasnya berkurang," ujar dia. 

Gomez melanjutkan patogen lain mungkin terkandung dalam sampel namun dia tidak melakukan analisa. 

Rob Kingsley, seorang ahli patogen makanan dan ketua peneliti di Quadram Institute Bioscience, mengatakan temuan tersebut sangat memprihatinkan. "Coliform adalah indikator kontaminasi feses yang berarti segala sesuatu yang ada dalam kotoran bisa berada di es itu," kata dia. 

Kingsley menyebutkan adanya kandungan bakteri faecal juga menunjukkan kemungkinan kandungan bakteri lain yang lebih berbahaya. Dia pun menuding adanya persoalan kebersihan atau sumber air yang digunakan untuk es tersebut. 

"Saya pasti akan berpikir dua kali untuk makan sesuatu yang mungkin mengandung kontaminasi tinja," ujar dia. 

Namun, Kepala Kebijakan di Chartered Institute of Environmental Health Tony Lewis berpendapat berbeda. Menurut dia, ukuran penyelidikan sangat kecil untuk membuat kesimpulan. 

"Mengingat ada puluhan ribu warung kopi di seluruh Inggris, kita harus memasukkan ini ke dalam konteks," kata dia. 

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk tidak panik menanggapi temuan ini. "Anda tidak bisa menggeneralisasi dari ukuran sampel kecil," ujar dia. 

Ketiga kedai kopi tersebut sudah menanggapi temuan BBC dengan mengatakan bahwa mereka melakukan langkah-langkah dalam masalah ini. Juru bicara Starbucks Inggris mengatakan mereka melakukan investigasi atas tudingan tersebut. 

Juru bicara itu menambahkan Starbucks sangat serius mengutamakan higiene dan kebersihan. Starbucks Inggris juga mengatakan para pegawai akan mendapat training tambahan mengenai standar higiene, termasuk penanganan es. 

Watchdog merupakan program BBC yang membahas mengenai layanan terhadap konsumen. Es kopi di gerai milik tiga kedai itu bukan makanan pertama yang ditemukan mengandung bakteri berbahaya dalam esnya. 

Tahun lalu, BBC melalui program Rip Off Britain menemukan bakteri faecal coliform dalam jumlah tinggi dari restoran KFC di Birmingham. 

sumber : Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement