Rabu 31 May 2017 10:30 WIB

Fenomena Merokok Perempuan Indonesia Mengkhawatirkan

Berhenti Merokok (Ilustrasi)
Berhenti Merokok (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena perempuan perokok di Indonesia yang terus meningkat dan mengkhawatirkan. Saat ini, terdata sebanyak 6,3 juta perempuan Indonesia aktif merokok.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini menyampaikan kekhawatiran terhadap tersebut. "Selama lima tahun terakhir, perokok perempuan meningkat 400 persen dan merupakan capaian tertinggi di dunia. Termasuk di Indonesia," kata Diyah, Rabu (31/5).

Sebagai organisasi perempuan yang menaungi perempuan muda usia 17 tahun hingga 40 tahun di bawah Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi, sebagian besar perempuan perokok berada pada usia produktif, yaitu 13 tahun hingga 40 tahun.

Menurut Diyah, perilaku merokok pada perempuan disebabkan beberapa faktor. Seperti, tuntutan gaya hidup, simbol status, penghilang stres dan akibat peredaran rokok di Indonesia yang tidak terkendali.

"Nasyiatul Aisyiyah memandang bahwa perempuan turut menentukan kualitas generasi penerus bangsa. Perempuan yang sehat dan tidak merokok dapat melahirkan anak yang sehat dan berkualitas," ujarnya.

Diyah mengatakan, pengendalian tembakau, terutama ditujukan pada kalangan perempuan, juga dapat menekan angka kematian perempuan melahirkan saat ini masih cukup tinggi di Indonesia. Karena itu, pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia 2017, Diyah mengajak, seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya merokok dimulai dari lingkungan terdekat. Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia diperingati setiap 31 Mei. Pada 2017, tema yang diusung adalah "Tembakau Ancaman bagi Pembangunan".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement