Ahad 21 May 2017 22:41 WIB

Gebyar Prolanis, Kampanyekan Pola Hidup Sehat

Kegiatan Gebyar Prolanis di Kota Bandung, Sabtu (20/5).
Foto: Dokumen BPJS Kesehatan
Kegiatan Gebyar Prolanis di Kota Bandung, Sabtu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — BPJS Kesehatan mengajak peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) yang tergabung dalam klub Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk membudayakan pola hidup sehat. Kampanye ini dilakukan melalui penyelenggaraan “Gebyar Prolanis” secara serentak di sejumlah daerah. termasuk Kota Bandung, Sabtu (20/5).

Prolanis merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif terhadap peserta JKN-KIS dengan penyakit kronis, seperti seperti diabetes melitus dan hipertensi. BPJS Kesehatan berupaya mengajak peserta Prolanis ini untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

“Melalui kegiatan Gebyar Prolanis, kami ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan melakukan senam setiap pagi, kita sudah meningkatkan kebugaran dan sistem imun kita, sehingga tidak mudah sakit.,” ujar Kepala BPJS Kesehatan KCU Bandung Herman Dinata Miharja saat kegiatan Gebyar Prolanis di Kota Bandung, dalam keterangan yang diterima republika.co.id, Ahad (21/5).

Acara Gebyar Prolanis diisi sejumlah kegiatan. Selain senam Prolanis, juga diadakan edukasi kesehatan kepada masyarakat, pemeriksaan penunjang gratis bagi peserta Proalnis, lomba cerdas cermat antara klub Prolanis, serta best practice sharing. Herman mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mendorong masyarakat menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya.

Dengan begitu, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit pun bisa menurun. “Sehingga, pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program promotif-preventif untuk menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat,” kata Herman.

Dalam kesempatan itu, Herman juga kembali mempromosikan layanan “Mobile Screening” sebagai salah satu fitur dalam aplikasi “BPJS Kesehatan Mobile”. Fitur layanan tersebut ditujukan untuk mendeteksi sejak dini risiko penyakit kronis. Peserta JKN dapat mengunduh aplikasi BPJS Kesehatan Mobile di Google Playstore. Setelah itu melakukan registrasi dengan mengisi data diri yang dibutuhkan.

Setelah terdaftar dan masuk dalam aplikasi, peserta dapat memilih menu “Screening Riwayat Kesehatan”. P eserta lalu diminta mengisi sejumlah pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, riwayat penyakit, dan riwayat penyakit dalam keluarga peserta, serta pola makan peserta. Apabila semua pertanyaan telah dijawab, peserta akan memperoleh hasil sreening riwayat kesehatan saat itu juga.

Melalui aplikasi tersebut, Herman mengatakan, BPJS Kesehatan berharap peserta JKN-KIS dapat lebih tanggap memeriksakan riwayat kesehatannya. “Semakin dini peserta mengetahui risiko kesehatannya, semakin cepat upaya pengelolaan risiko itu dilakukan. Sehingga, jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun,” ujar dia.

Sampai awal tahun ini, jumlah peserta JKN-KIS di Kota Bandung sudah sekitar 85 persen dari total penduduk. Guna meningkatkan dan memudahkan pendaftaran bagi peserta PBPU (peserta mandiri), BPJS Kesehatan kembali bekerja sama dengan pusat perbelanjaan dan membuka “Point of Service” di beberapa mal di Bandung. Akhir pekan lalu dibuka layanan pendaftaran BPJS Kesehatan di Miko Mall. Herman tidak menutup kemungkinan dibuka kerja sama BPJS Kesehatan dengan perusahaan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement