Rabu 29 Mar 2017 13:05 WIB

Vitamin E dan Selenium tak Efektif Cegah Demensia

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Demensia
Foto: pixabay
Ilustrasi Demensia

REPUBLIKA.CO.ID, Hingga saat ini, penyebab pasti dari demensia dan gangguan neurodegeneratif lain masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi proses stres oksidatif telah terbukti memainkan peran dalam hal ini.

Oleh karena itu, beberapa studi menunjukkan bahwa asupan antioksidan melalui suplemen dapat mengembalikan antioksidan tubuh dan memberi manfaat bagi gangguan kognitif. Vitamin E dan selenium merupakan dua suplemen yang dinilai dapat menangkal demensia pada pria tua.

Percobaan The Prevention of Alzheimer's Disease by Vitamin E and Selenium (PREADViSE) dan penelitian kohort menunjukkan bahwa pendapat tersebut tidak benar. Dalam percobaan ini, tim peneliti memberikan vitamin E, selenium, kombinasi vitamin E dan selenium serta plasebo secara acak kepada 7.540 pria berusia 60 tahun ke atas.

Selama percobaan dan dalam penelitian kohort, tim peneliti juga melakukan pemeriksaan demensia terhadap para peserta melalui dua tahap. Para peserta yang menunjukkan kemungkinan mengalami gangguan kognitif juga diminta untuk memeriksakan diri ke dokter.

Setelah melakukan penyesuaian terhadap beberapa faktor seperti ras, etnik dan informasi demografi, tim peneliti menemukan bahwa suplemen vitamin E dan selenium tidak memiliki perngaruh terhadap pencegahan demensia. Kombinasi keduanya pun tidak menunjukkan hal berbeda.

"Penggunaan suplemen vitamin E dan selenium tidak mencegah demensia," ungkap Richard J Kryscio PhD dan tim peneliti melalui jurnal JAMA Neurology seperti dilansir Medical News Today.

Oleh karena itu, tim peneliti tidak merekomendasikan konsumsi suplemen vitamin E dan selenium sebagai agen preventif untuk demensia. Hanya saja, tim peneliti mengakui masih ada beberapa kekurangan dalam penelitian yang mereka lakukan.

Salah satu kekurangan tersebut ialah, penelitian ini hanya terbatas pada pria saja. Beberapa kekurangan lain ialah pendeknya waktu paparan suplemen, penggunaan dosis dan keterbatasan metodologi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement