Kamis 09 Feb 2017 05:16 WIB

Tidur Bisa Menghidupkan Kembali Kenangan Masa Lalu

Rep: Novita Intan/ Red: Winda Destiana Putri
Tidur
Foto: pixabay
Tidur

REPUBLIKA.CO.ID, Memori selalu menjadi teka teki terbesar dalam menyimpan hal-hal baik atau buruk dalam jangka panjang maupun pendek. Bedanya dengan kenangan jangka panjang, otak mampu mempertahankan ingatan kenangan tersebut.

Seperti dilansir Health, para peneliti percaya berkat rendahnya aktivitas membuat kenangan mudah diingat kembali. Tim Peneliti University Wisconsin, Madison menemukan mekanisme dimana kenangan dapat bekerja, diawetkan dalam keadaan tersembunyi, tanpa ada aktivitas sampai saat seseorang dibutuhkan.

Psikolog Nathan Rose mencontohkan sebuah kelompok diberikan tiga tugas mengingat kenangan yang berbeda. Dalam hal itu mereka diminta mengingat wajah yang muncul di layar televisi. "Kami menggunakan komputer yang dihasilkan, misalnya wajah-wajah terkenal pada sebuah novel," kata Rose.

Tes lainnya dengan mengingat gerakan awal sekelompok itu. Semua tugas dibuat sedikit lebih sulit oleh fakta bahwa gambar asli muncul di layar hanya satu detik, diikuti dengan jeda 7,5 detik, diikuti dengan kilat satu detik untuk pilihan yang cocok kemudian. Terlebih lagi, otak Anda harus menyimpan semua tiga gambar asli dalam pikiran-wajah.

Selama pengujian, otak dipindai dengan functional magnetic resonance imaging dan electroencephalograms, dengan bantuan pola-analisis software, yang mampu melihat puncak dalam pembacaan yang menunjukkan aktivasi untuk kenangan tertentu. Berdasarkan model lama memori kerja, akan ada puncak terdeteksi di koneksi yang mewakili ketiga asli gambar-karena itu akan menjadi satu-satunya cara untuk kenangan ada.

Sebaliknya, ada aktivitas saraf memang terdeteksi disebut barang memori dihadiri, bahwa otak tahu akan membutuhkan segera, atau ada tidak ada sama sekali untuk item memori tanpa pengawasan. "Dalam kedua kasus, memori kerja bekerja dengan baik, tetapi dalam satu kasus itu melakukannya tanpa manfaat dari setiap sistem penyimpanan terlihat," ucap Rose.

Untuk mengkonfirmasi temuan, Rose dan timnya menggunakan pulsa transkranial magnetik stimulasi-rendah, biaya tidak berbahaya magnet diterapkan pada kulit kepala-untuk mencoba untuk merangsang. Pada saat itu stimulasi magnetik tidak bekerja.

Penelitian tidak menjelaskan apa mempertahankan kenangan bekerja jika aktivasi tingkat rendah tidak, tetapi perubahan bobot-atau synaptic potensi satu neuron memiliki mempengaruhi perilaku lain. Apapun penjelasannya, pekerjaan memiliki implikasi untuk memahami bukan hanya memori tapi fungsi kognitif lain seperti persepsi, perhatian dan pemeliharaan tujuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement