Selasa 07 Feb 2017 09:35 WIB

Diet dengan Pola Makan Intuitif

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Esthi Maharani
diet
diet

REPUBLIKA.CO.ID, Makan apa pun yang Anda suka dan berhenti menghitung-hitung kalori yang ada di makanan. Nampaknya, pola makan seperti itu justru akan memicu kenaikan berat badan yang signifikan. Akan tetapi, hasilnya mungkin berbeda jika Anda makan dengan mengandalkan intuisi.

Pola makan intuitif adalah sistem yang dikembangkan oleh pakar diet asal AS Evelyn Tribole dan Elyse Resch. Tujuannya adalah untuk menghilangkan pemikiran diet dan mengambil pandangan jangka panjang yang rasional terhadap makanan.

Mereka mengajukan metode yang mengajak orang untuk membuat hubungan yang sehat dengan makanan, pikiran, dan tubuh. Hal itu untuk membedakan antara kebutuhan fisik dan emosi serta meraih kebijakan jasmani.

Terdapat 10 prinsip dalam pola makan tersebut. Di antaranya seperti menolak mental diet dan bergantung pada harapan turun berat badan dengan cepat, mudah, dan permanen. Bangga dengan lapar, berdamai dengan makanan, dan tidak memberikan label makanan baik atau buruk juga menjadi prinsip pola makan tersebut.

Diet dan pembatasan makanan tidak bekerja terpisah karena saraf dalam tubuh. Otak kita terlatih untuk menganggap berat badan saat itu sebagai standar. Otak kemudian menggagas mode lapar untuk mengembalikan tubuh ke berat badan semula. Banyak orang yang kemudian mengembalikan berat badan itu, namun beberapa justru menambah berat lebih banyak.

"Kebanyakan pakar nutrisi akan mengajukan aspek-aspek dalam pola makan intuitif dengan kliennya karena secara umum ini diterima dengan baik dan pembatasan yang berulang-ulang tidak direkomendasikan," ujar juru bicara Asosiasi Diet Inggris Rick Miller seperti dikutip dari Independent.

Meski begitu, Miller juga mengingatkan pola makan intuitif bukan sulap yang bisa mewujudkan keinginan seseorang dengan sekejap. Menurutnya, perlu ada kemauan keras dari orang yang ingin menerapkan pola makan tersebut.

Miller juga mengingatkan pada orang dengan kondisi medis tertentu seperti pengidap diabetes, penyakit jantung, atau ibu hamil untuk tetap mengedepankan pemenuhan nutrisi sesuai anjuran dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement