Kamis 06 Oct 2016 19:51 WIB

Indonesia Negara Kedua di ASEAN dengan Teknologi Canggih Ini

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Alat pacu jantung dari era 1970an (kiri), tipe konvensional yang digunakan saat ini, dan alat baru tanpa kabel yang tengah diujicobakan di Brisbane.
Foto: abc
Alat pacu jantung dari era 1970an (kiri), tipe konvensional yang digunakan saat ini, dan alat baru tanpa kabel yang tengah diujicobakan di Brisbane.

REPUBLIKA.CO.ID, Henti jantung akibat gangguan irama jantung atau aritmia merupakan penyebab kematian mendadak terbesar di Indonesia. Salah satu cara untuk mencegah kematian mendadak akibat aritmia ialah dengan pemasangan alat pacu jantung atau pacemaker.

Alat pacu jantung biasanya dipasang pada penderita aritmia yang denyut jantungnya terlampau lambat. Tujuannya untuk memberikan impuls atau dorongan agar jantung berkontraksi dan kembali berdetak dengan kecepatan normal. Alat pacu jantung ini dipasang di bagian bawah kulit. Sedangkan bagian lead atau kawat kecil dari alat pacu jantung 'ditanam' di jantung melalui pembuluh darah.

"Ada potensi komplikasi infeksi dan lead fraktur atau kawat patah," jelas spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Mitra Keluarga Bekasi Timur Faris Basalamah saat ditemui dalam pengenalan The 4th Annual Scientific Meeting Indonesian Heart Rhythm Society di Jakarta.

Kemajuan teknologi, Faris mengatakan memungkinkan pacemaker tak lagi ditanam di bawah kulit. Melainkan langsung di jantung. Bentuk terbaru dari alat pacu jantung ini dikenal dengan leadless pacemaker.

Leadless pacemaker ini dapat menghindari risiko infeksi ataupun lead fraktur yang mungkin terjadi pada pemasangan alat pacu jantung konvensional. Salah satu alasannya ialah karena leadless pacemaker tidak menggunakan kawat kecil seperti pada pacemaker biasa.

Faris juga mengatakan leadless pacemaker lebih 'ramah' untuk digunakan oleh orang tua yang memiliki risiko infeksi sangat tinggi. "Teknologi paling baru di mana dia (leadless pacemaker) ditanam langsung di jantung," tambah Faris.

Faris mengatakan pemasangan leadless pacemaker langsung di jantung memang memiliki risiko tersendiri yaitu terlepas pemasangannya dari jantung. Akan tetapi, desain yang aman membuat risiko terlepas ini menjadi rendah.

Teknologi terbaru ini tidak hanya bisa dirasakan di luar negeri saja. Faris mengatakan alat-alat leadless pacemaker juga sudah tersedia dan dalam waktu dekat dapat diaplikasikan di Indonesia. "Ini alat yang sangat baru. Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN (yang menerapkan leadless pacemaker)," ungkap Faris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement