Jumat 30 Sep 2016 11:45 WIB

Waspadai Gejala Kanker Darah 'Langka' yang tidak Khas

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Sampel darah Mengandung sel kanker
Foto: CNN
Sampel darah Mengandung sel kanker

REPUBLIKA.CO.ID, Tak seperti gejala kanker payudara yang cukup jelas melalui timbulnya benjolan, chronic myeloid leukimia atau CML tidak memiliki gejala yang khas. Para penderita kanker darah yang cukup 'langka' ini tak jarang salah mengira bahwa gejala CML yang mereka rasakan sebagai masuk angin.

"Beberapa gejalanya seperti lemas, mual, demam, serta perut begah," terang ahli hematologi ankologi medik dari RS Kanker Dharmais Hilman Tadjoedin saat ditemui bersama Novartis.

Sekilas, gejala tersebut memang terlihat seperti gejala masuk angin biasa. Padahal, Hilman mengatakan rasa begah yang dirasakan penderita CML disebabkan oleh pembengkakan limfa yang kemudian membuat lambung tertekan. Akibatnya, penderita CML akan merasa susah makan.

Meski sekilas terlihat seperti gejala masuk angin, Hilman mengatakan ada satu hal yang sangat membedakan gejala CML dari masuk angin. Pada CML, penderita akan memiliki kadar sel darah putih yang lebih tinggi. "Normalnya, sel darah putih itu lima ribu sampai 10 ribu,"lanjut Hilman.

Hilman menjelaskan meningkatnya sel darah putih yang diproduksi sumsum tulang belakang pada penderita CML ini disebabkan oleh adanya translokasi pada sel induk kromosom 9 dan kromosom 22. Translokasi atau penataan ulang yang disebabkan oleh mutasi ini kemudian memproduksi gen atau protein abnormal yang bernama BCR-ABL.

Tak jarang, penderita CML yang tidak menyadari penyakitnya mulai menyadari aktivitas sel darah putih yang tak normal dalam tubuhnya ketika melakukan pemeriksaan darah untuk keperluan lain. Semakin lama penyakit CML ditangani, Hilman mengatakan akan semakin sulit proses pengobatan yang dilakukan.

Akan tetapi, jika penderita CML rutin menjalani proses pengobatan dan meminum obat tyrosine kinase inhibitor (TKI), maka kadar gen CBR-ABL di dalam tubuh penderita dapat ditekan hingga batas paling maksimal dan penderita dapat beraktivitas normal. "Obat TKI ada lima macam yaitu imatinib, dsatinib, nilotinib, bosutinib dan ponatinib. Tetapi yang beredar di Indonesia dua, yaitu imatinib dan nilotinib," terang Hilman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement