Jumat 16 Sep 2016 12:05 WIB

Deteksi Dini Pertinggi Peluang Sembuhkan Limfoma

Sel kanker kelenjar getah bening atau limfoma.
Foto: webpathology
Sel kanker kelenjar getah bening atau limfoma.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Deteksi dini merupakan salah satu langkah penting untuk mempertinggi peluang sembuh dari penyakit kanker kelenjar getah bening (limfoma). Hal itu diungkapkan ahli onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Andhika Rachman.

Andhika dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Semarang, Jumat (16/9), mengatakan sangat penting mengenali tanda dan gejala suatu penyakit, khususnya kanker, karena semakin dini suatu kanker terdeteksi, peluang sembuhnya menjadi tinggi.

Berdasarkan hasil Global Patient Survey yang diadakan oleh Lymphoma Coalition pada 2014, hanya 16 persen pasien limfoma didiagnosis dengan benar berdasarkan gejala awal yang mereka alami. Jika dideteksi sejak dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat dari tim medis yang kompeten, limfoma dapat disembuhkan, ujar Andhika.

Limfoma merupakan kanker yang belum banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat awam, namun bukan berarti tidak berbahaya. Berdasarkan Lymphoma Coalition, 73 persen pasien limfoma di dunia tidak mengetahui apa itu limfoma pada saat mereka didiagnosis.

Ia mengatakan dalam 90 detik satu orang terdiagnosis, yang artinya diperkirakan lebih dari 380.000 orang di seluruh dunia menderita limfoma non-Hodgkin setiap tahunnya.

Kondisi di Indonesia saat ini ia mengatakan limfoma non-Hodgkin menjadi kanker nomor tujuh paling sering ditemukan dan diperkirakan lebih dari 13.000 kasus ditemukan di 2012. Fakta ini menunjukkan pentingnya edukasi masyarakat mengenai tanda dan gejala limfoma.

Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli mengatakan program edukasi tentang kanker sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan anggota kelompok dukungan pasien. Salah satu cara yang dilakukan CISC menyebarkan poster besar Tanda dan Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening yang nantinya akan diletakkan di rumah singgah milik CISC.

Limfoma adalah jenis kanker yang berawal dari sel-sel yang disebut limfosit (sel darah putih) yang berproliferasi lebih cepat dan hidup lebih lama dibandingkan limfosit normal yang merupakan salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Limfoma dibagi menjadi dua jenis, yakni limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

Berdasarkan data Globocan 2012, insiden akibat limfoma Hodgkin mencapai lebih dari 65.000, sementara untuk limfoma non-Hodgkin mencapai lebih dari 380.000. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan berusia muda, namun biasanya terjadi pada usia di atas 60 tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement