Kamis 15 Sep 2016 12:55 WIB

Dental Hypnosis-Komunika Hipnodontik Efektif Turunkan Kecemasan Pasien

Dokter melakukan perawatan gigi gratis bagi masyarakat saat bulan kesehatan gigi nasional di Fakultas Kedokteran Gigi UI (Ilustrasi). (Republika/Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Dokter melakukan perawatan gigi gratis bagi masyarakat saat bulan kesehatan gigi nasional di Fakultas Kedokteran Gigi UI (Ilustrasi). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Ansietas dental atau kecemasan pasien saat atau sebelum perawatan gigi dan mulut, akan sangat memengaruhi keberhasilan dokter gigi dalam melakukan tindakan medis. Ansietas dental yang dialami pasien dapat menimbulkan keengganan pasien untuk menjalani perawatan gigi.

"Keengganan ini pun dapat berdampak panjang dan akan mempengaruhi pula kualitas hidup pasien, jika penyakit gigi dan mulut yang diderita pasien tidak ditangani secara tuntas," kata dosen FKG Unpad Gilang Yubiliana saat membacakan hasil disertasinya pada Sidang Promosi Doktor di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jl Eijkman 38 Bandung, Selasa (13/9). Gilang lulus dengan yudisium cumlaude setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul “Efektivitas Dental Hypnosis-Komunika Hipnodontik terhadap Penurunan Kadar Hormon Kortisol Saliva sebagai Biomarker Ansietas Dental dan Korelasinya dengan Kualitas Hidup”.

Dikatakan Gilang, untuk mengurangi ansietas dental pada pasien, dapat dilakukan melalui dental hypnosis-komunika hipnodontik. Proses ini, kata dia, dapat menurunkan tingkat kecemasan, dan akan meningkatkan rasa nyaman pada pasien untuk melakukan perawatan gigi.

“Intervensi dental hypnosis-komunika hipnodontik terbukti efektif dalam menurunkan kadar hormon kortisol saliva sebagai biomarker ansietas dental. Serta, memiliki korelasi yang kuat dengan peningkatan kualitas hidup pada pasien dengan ansietas dental yang mendapat tindakan pencabutan gigi, sehingga bisa direkomendasikan untuk digunakan pada praktik klinik,” ungkap Gilang seperti dilansir laman: unpad.ac.id.

Penelitian Gilang ini terdiri dari dua tahap. Pertama yaitu penyusuan modul skrip 'komunika hipodontik' yang merupakan alat intervensi dental hypnosis. Modul ini berisi kumpulan kata yang dirangkai menjadi kalimat, dilengkapi dengan strategi kebahasaan tertentu yang bertujuan untuk membawa pasien menjadi lebih santai ketika dilakukan tindakan perawatan gigi. Proses ini juga melibatkan telaah para pakar bidang ilmu linguistik mengikuti kaidah pragmatik.

“Bahasa merupakan aspek paling penting dalam proses intervensi  dental hypnosis. Karena seluruh prosesnya memanfaatkan bahasa sebagai media komunikasi untuk menyampaikan sugesti,” ujar Gilang.

Kemudian, pada penelitian tahap kedua, dilakukan implementasi alat intervensi dental hypnosis-komunika hipnodontik dalam penurunan ansietas dental dengan menggunakan biomarker kadar hormon kortisol saliva. Gilang pun menyebutkan, bahwa intervensi dental hypnosis memiliki gaya bahasa dalam tuturannya, yaitu gaya bahasa klimaks, gaya bahasa pararelisme, gaya bahasa antitesis, dan gaya bahasa repetisi.

Adapun jenis tindak tutur yang dimanfaatkan saat intervensi adalah tindak tutur langsung-memerintah, tindak tutur langsung-menyatakan, dan tindak tutur tidak langsung-menyatakan. “Semua strategi kebahasaan yang digunakan tersebut bertujuan untuk memberi sugesti agar pasien tidak merasa cemas ketika dilakukan tindakan medis,” ujarnya.

sumber : unpad.ac.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement