Rabu 01 Jun 2016 10:33 WIB

Polusi Udara Meningkatkan Risiko Saat Melahirkan?

Rep: MGROL69/ Red: Andi Nur Aminah
Polusi udara (ilustrasi)
Polusi udara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Polusi udara menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh sebagian besar manusia di dunia. Polusi bisa terjadi dimana-mana. Salah satunya ketika kita berada di luar rumah dan jalanan raya.

Salah satu penyakit akibat adanya polusi udara adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) seperti asma, bronchitis, dan penyakit pernapasan lainnya. Lalu, apakah hanya penyakit tersebut yang di akibatkan dari adanya polusi udara?   

Dalam sebuah pembahasan di laman Boldsky, sebuah studi baru menyebutkan bahwa polusi udara juga bisa meningkatkan risiko cacat lahir tertentu seperti saat kelahiran. Penelitian ini mengklaim bahwa risiko dapat terus meningkat terutama ketika seorang ibu terkena polusi udara yang berbahaya dalam masa kehamilan hingga bulan ketiga.

Para peneliti mengatakan keterancaman kelahiran ini masih bisa dicegah. Masa kelahiran seharusnya menjadi salah satu perhatian utama dari calon ibu dan meningkatnya polusi udara bisa menjadi salah satu alasan utama yang menyebabkan kekhawatiran mereka.

Peneliti melakukan survei dengan mengukur polusi di daerah yang dilaporkan memiliki tingkat tertinggi dari risiko kelahiran yang berbahaya karena polusi udara. Partikel tertentu seperti ozon, nitrogen dioksida dan karbon monoksida yang ditimbulkan dari polusi udara dapat dikatakan yang paling berbahaya karena bisa meningkatkan risiko tersebut.

Bukti dari penelitian ini masih dikatakan belum cukup. Namun para ahli kesehatan merekomendasikan paparan udara murni selama kehamilan terutama selama bulan ketiga.

Meskipun penelitian yang lebih lanjut perlu dilakukan kembali, namun alangkah lebih baik untuk memastikan bahwa kita menghirup udara bersih terutama selama masa kehamilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement