REPUBLIKA.CO.ID, Mengamati tidur anak kecil, Anda akan melihat seberapa dalam ia bernapas dengan perut yang naik dan turun. Hal ini justru berkebalikan dengan orang dewasa. Sebagian besar dari kita bernapas hanya dari dada dengan pernapasan yang pendek dan tajam ditambah kondisi yang memburuk karena stres.
Seberapa banyak dari Anda fokus pada cara Anda menarik dan mengembuskan napas? Ternyata tidak banyak. Banyak dari kita masih bernapas dengan cara yang tidak benar dan hanya menggunakan sepertiga dari total kapasitas paru-paru kita.
Jika Anda tidak bernapas dengan benar, tubuh tidak dipasok oksigen dengan jumlah yang diperlukan. Sehingga tubuh gagal mengisi otak dan organ-organ vital lainnya dengan nutrisi penting. Bahkan, dalam tingkat tertentu karbon dioksida juga penting bagi tubuh. Tidak menggunakan kapasitas penuh paru-paru Anda dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Ahli pernapasan internasional Rebecca Dennis mengatakan, pernapasan dangkal dapat membuat Anda merasa stres, depresi, seperti dikeringkan dan bahkan dapat mempengaruhi pola tidur kita. Idealnya, manusia harus bernapas 20 ribu kali sehari. Ini membantu kerja sistem saraf, jantung, kekebalan tubuh dan pencernaan. Menariknya, 70 persen dari racun keluar dari napas.
Bernapas melalui mulut adalah kesalahan bernapas yang orang umum sering lakukan. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan serta mulut kering. Tidak hanya itu, melakukan pernapasan melalui mulut akan memicu denyut jantung dan tekanan darah. Bagi yang belum tahu, oksida nitrat yang penting bagi tubuh menyerap oksigen yang diproduksi di hidung.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
