Kamis 24 Mar 2016 05:30 WIB

Penyakit Epilepsi tak Berhubungan dengan IQ

Epilepsi. Ilustrasi
Foto: childrenhospital.org
Epilepsi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Epilepsi Indonesia (YEI) Irawaty Hawari mengatakan bahwa penyakit epilepsi tidak berhubungan dengan kecerdasan intelektual (IQ).

"Bahkan sebagian besar Orang Dengan Epilepsi (ODE) mempunyai IQ rata-rata bahkan di atas rata-rata," kata Irawaty dalam seminar media "Yes I Can: Saya Pasti Bisa! Saya Harus Bisa! Dukung Penyandang Epilepsi Agar Dapat Mengenali dan Mengembangkan Potensi Dirinya" di Jakarta, Rabu (23/3).

Oleh karena itu, kata dia, penting bagi para ODE untuk mengenali potensi yang ada pada dirinya agar mereka bisa menunjukkan kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya bahwa mereka juga dapat berprestasi.

"Untuk para orangtua, sebaiknya jangan terlalu membatasi kegiatan, pergaulan, dan kreatifitas anak mereka agar kelak mereka tidak menjadi anak yang rendah diri. Faktor dukungan dari keluarga dekat atau lingkungan sekitar sangatlah besar," tuturnya.

Menurutnya, hal ini kemungkinan agak sukar dilakukan selama masyarakat kita masih memiliki stigma dan persepsi yang salah mengenai epilepsi.

"Begitu pula dari kalangan medis sendiri, di mana para orang dengan epilepsi kurang mendapatkan perhatian dan penanganan yang holistik. ODE hanya ditanya mengenai masih ada atau tidaknya serangan dan menerima resep," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan beberapa dari ODE juga belum memahami pentingnya minum obat secara teratur sehingga banyak yang datang berobat karena serangan muncul kembali akibat obat terputus.

"Oleh karena itu, edukasi terhadap penderita dan keluarga menjadi sangat penting, juga keterlibatan dari disiplin ilmu yang lain seperti psikiater, psikolog maupun pekerja sosial," ucap Irawaty.

Pada 2015 lalu, the International Bureau for Epilepsy (IBE) dan the International League Againts Epilepsy (ILAE) mencanangkan Hari Epilepsi Internasional yang diperingati setiap harin Senin kedua di bulan Februari.

Peringatan ini dirayakan oleh lebih dari 120 negara di dunia setiap tahunnya dan bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap penyakit epilepsi dan dampak psikosialnya.

Tema Hari Epilepsi pada tahun ini adalah "Kita Pasti Bisa, Kita Harus Bisa!" dan pada tahun ini juga diperkenalkan maskot Hari Epilepsi, yaitu seekor kuda laut bernama "Campi".

Sementara itu, berdasarkan data ILAE, angka kejadian epilepsi saat ini adalah sekitar 60 juta orang di mana di negara berkembang prevalensi epilepsi sekitar 3,5-10,7/1.000 orang dengan insiden rata-rata 24-53/100.000 orang per tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement