Sabtu 05 Mar 2016 07:05 WIB

Hati-Hati,Terlalu Senang atau Sedih Bisa Timbulkan Penyakit

Rep: c27/ Red: Andi Nur Aminah
Nenek yang gembira menggendong cucunya
Foto: Safebee
Nenek yang gembira menggendong cucunya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pepatah mengungkapkan, jika mendapatkan sesuatu jangan bersikap berlebihan. Jika sedih bersedihlah dengan biasa, dan bila bahagia ungkapkan rasa bahagia dengan biasa.

Ternyata pepatah tersebut memiliki maksud yang baik. Sebuah studi mengungkapkan ada sindrom yang dinamakan sindrom patah hati dan sindrom senang hati. Maksudnya? Mungkin Anda pernah merasakan nyeri di dada yang sangat menyakitkan karena merasa sedih akibat sesuatu hal. Seperti ditinggalkan orang yang dicinta atau mendapatkan musibah sesuatu. Atau Anda merasa sangat bahagia karena akhirnya cinta terbalaskan atau mendapatkan hadiah tidak terduga sehingga jantung berdegup lebih cepat. 

Hal-hal yang dirasakan itu merupakan sindrom patah hati dan maupun sindrom senang hati atau sering dikenal istilah takotsubo cardiomyopathy. Dinamai takotsubo cardiomyopathy sebab vantrike jantung sebelah kiri menyerupai pot dari Jepang yang mirip dengan perangkap gurita. 

Takotsubo cardiomyopathy merupakan keadaan dimana bagian otot jantung membeku dan darah tidak mengalir secara teratur. Menurut American Heart Association (AHA), kebanyakan pasien pergi ke gawat darurat sebab berpikir mereka mungkin akan mengalami serangan jantung. Tapi akhirnya jantung mulai bekerja dengan baik lagi dan kebanyakan orang akan pulih dalam beberapa minggu.

Dalam studi tersebut, takotsubo cardiomyopathy disebabkan oleh kesedihan jauh lebih banyak terjadi daripada kebahagiaan. Dari 485 kasus yang terjadi, hanya 20 yang teridentifikasi terjadi karena terlalu bahagia. 

Sedangkan sindrom patah hati paling banyak terjadi karena rasa stres di tempat pekerjaan, kematian pasangan hidup, dan terkena penyakit.  Biasnya yang terkena sindrom patah hati berada di usia 65 tahun. Sedangkan sindrom senang hati biasanya dirasakan pada usia 71 tahun.

Menurut penulis penelitian yang dikutip dari Safebee, Jumat (4/3), takotsubo cardiomyopathy terutama memengaruhi wanita pascamenopause. Tidak ada yang tahu pasti mekanisme di balik itu. Meski pun lonjakan stres hormon mungkin memainkan peran. Selama ini, belum ada korban meninggal karena sindrom senang hati. Sebaliknya, sudah ada lima pasien yang meninggal karenan sindrom patah hati.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement