Sabtu 20 Feb 2016 03:12 WIB

Tiga Tahun Terakhir Pasien Kanker Payudara di RSUP Dr Sardjito Meningkat 125 Persen

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andi Nur Aminah
Deteksi Kanker Payudara
Foto: AP
Deteksi Kanker Payudara

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Jumlah kunjungan pasien kanker payudara di Instalasi Tulip RSUP Dr Sardjito selama tahun 2015 sebanyak 18.375 pasien. Sedangkan selama 2012 sekitar 8.000 pasien. Sehingga terjadi kenaikan sekitar 125 persen.

Hal itu terungkap dalam jumpa pers Soft Opening Mammography Digital Microdose (MDM) dengan Computer Aided Detection (CAD) di International Cancer Center Tulip RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Jumat (19/2). Alat yang dimiliki RSUP Dr Sardjito ini, mampu mendeteksi kelainan di payudara sampai detail dan satu-satunya di Indonesia.

"Sekarang pasien kanker payudara yang terbanyak diperiksa di RSUP Dr Sardjito dideteksi masih stadium dua dan tiga. Karena masyarakat semakin sadar dan adanya BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Red)," kata Konsultan Bedah Onkologi RSUP Dr Sardjito Prof Teguh Aryandono.

Kanker payudara di RSUP Dr Sardjito menduduki ranking tertinggi dibandingkan kanker lainnya.  Hal ini karena RSUP Dr Sardjito juga banyak menerima pasien dari daerah lain seperti Papua, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Tengah dan Jawa Timur.  Sehingga prevalensi kanker payudara di DIY tertinggi se Indonesia yakni sebesar 2,4 persen.

Lebih lanjut dia mengatakan usia pasien kanker di DIY semakin muda bahkan ada yang di bawah 30 tahun.  Biasanya mereka yang terkena kanker di bawah 30 tahun karena faktor genetik. Spesialis Radiologi RSUP Dr Sardjito Lina Choridah menambahkan, dari penelitian menunjukkan adanya gaya hidup perempuan tidak segera menikah dan enggan memiliki anak merupakan salah satu penyebab meningkatnya kanker payudara.

Karena proses kehamilan biologis bisa memproteksi kanker payudara. Karena itu, Teguh mengatakan, penting melakukan deteksi dini dengan periksa payudara sendiri (sadari) bagi perempuan yang sudah haid. Apabila usianya sudah 30 hingga 40 tahun dan sudah menikah bisa dengan mammografi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement