Kamis 19 Nov 2015 19:17 WIB

Ini Dua Klasifikasi Kekurangan Testosteron pada Pria

Rep: C23/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
defisiensi testosteron
Foto: Antarafoto
defisiensi testosteron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkurangnya kadar testosteron pada kaum pria atau biasa disebut hipogonadisme ternyata memiliki dua klasifikasi. Yakni hipogonadisme sekunder dan primer.

Dokter Spesialis Andrologi Nugroho Setiawan mengungkapkan penyebab hipogonadisme sekunder adalah karena rusaknya organ hipotalmus pituitari. Organ tersebut yang merangsang testis untuk memproduksi testosteron dan spermatozoa.

(Baca: Kaum Pria, Ini Beberapa Gejala Anda Kekurangan Testosteron)

"Kalau hipotalmusnya terganggu atau rusak, berarti tidak ada yang memesan testis untuk memproduksi testosteron dan spermatozoa. Akhirnya testis tidak menciptakan apa-apa," jelas Nugroho ketika menjadi pengisi acara di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta, Kamis (19/11).

Sedangkan hipogonadisme primer adalah kebalikannya, yakni testis yang mengalami gangguan. "Jadi hipotalamusnya sudah memesan produksi testosteron dan spermatozoa, tapi tidak dikerjakan oleh testis,"

ucapnya.

Kekurangan kadar testosteron ini memiliki beberapa akibat yang cukup vital. Antara lain, penurunan kekuatan fisik pada pria, depresi, terserang diabetes, bahkan hingga disfungsi seksual.

(Baca:Wah, Kekurangan Testosteron Juga Bisa Menyerang Remaja)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement