Jumat 13 Nov 2015 08:46 WIB

Tips Dokter Batara Bagi Pasangan yang Menginginkan Keturunan

Bimbingan bagi pasangan pengantin baru yang ingin mendapatkan keturunan (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bimbingan bagi pasangan pengantin baru yang ingin mendapatkan keturunan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan kesuburan (infertilitas) dapat terjadi pada pasangan suami istri, sekalipun terus berupaya melakukan hubungan secara teratur tanpa proteksi. Walau idealnya sebanyak 84 persen perempuan akan hamil secara alamiah, jika melakukan hubungan seks dalam setahun. Namun fakta menunjukkan kondisi infertilitas amat mungkin dialami salah satu pasangan atau terjadi pada keduanya.

Spesialis Kandungan dan Kebidanan MRCCC Siloam Semanggi dr. Batara Imanuel Sirait, SpOG (K) FER menyebutkan, proses inseminasi merupakan salah satu bentuk penanganan bagi pasangan suami-istri yang menginginkan keturunan. Salah satu caranya dengan pengawetan fungsi fertilitas.

Pada pasien kanker yang ingin mempertahankan kesuburan atau kemampuannya untuk berketurunan, kata dia, dapat mengawetkan fungsi fertilitasnya. "Teknik yang dilakukan dapat dalam bentuk membekukan jaringan reproduksi manusia, seperti embrio, sel telur, sperma, bahkan jaringan indung telur dapat digunakan di kemudian hari, setelah pulih,” katanya di Jakarta dalam siaran pada Kamis (12/11).

Menurut Batara, dalam lingkup medis, terutama yang berkaitan dengan kandungan dan kebidanan, inseminasi juga dilakukan pada keadaan-keadaan tertentu lainnya. Di antaranya, infertilitas dengan penyebab tidak jelas, yang berhubungan dengan endometriosis, faktor pria, dan faktor serviks, serta alergi sperma.

Untuk faktor terakhir, kata dia, jarang terjadi perempuan mengalami alergi terhadap protein yang terdapat dalam sperma. Ejakulasi dalam vagina menyebabkan kemerahan, perasaan terbakar dan bengkak.

"Penggunaan kondom dapat menolong mencegah masalah itu timbul, namun menjadi pencegah juga terhadap terjadinya kehamilan. Inseminasi menjadi cukup efektif menolong pada keadaan ini karena umumnya protein dalam cairan ejakulat juga akan tertuang pada pemrosesan sebelum inseminasi," ujar Batara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement