Rabu 07 Oct 2015 08:47 WIB

Makan Lebih Banyak Buah dan Sayuran Bisa Turunkan Berat Badan?

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Indira Rezkisari
Ternyata tidak semua sayuran membantu upaya penurunan berat badan, salah satu yang bisa adalah brokoli. Sayur ini merupakan makanan rendah glisemik tidak meningkatkan kadar gula dalam darah.
Foto: pixabay
Ternyata tidak semua sayuran membantu upaya penurunan berat badan, salah satu yang bisa adalah brokoli. Sayur ini merupakan makanan rendah glisemik tidak meningkatkan kadar gula dalam darah.

REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki berat badan ideal menjadi dambaan banyak orang. Terutama mereka yang memiliki tubuh dengan lemak berlebih alias tambun. Ada beragam cara yang disarankan untuk menurunkan berat badan. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran —yang diakui secara umum sebagai sumber nutrisi yang rendah kandungan kalorinya.

Laman kesehatan WebMD mengklaim cara tersebut di atas sebagai satu dari ‘22 tips diet terbaik yang pernah ada’. Sementara, US Dietary Guidelines juga menganjurkan cara serupa—yang dikenal dengan istilah ‘diet sehat ala Mediterania’ —untuk mengatasi masalah berat badan berlebih.

Akan tetapi, faktanya, saran diet selalu berubah-ubah. Sebuah makalah penelitian yang diterbitkan PLOS Medicine bulan ini menyebutkan bahwa makan lebih banyak buah dan sayuran tidak selalu membantu penurunan berat badan. Menurut tulisan itu, berat badan seseorang sangat bergantung pada jenis makanan yang ia makan. Itu juga berlaku terhadap sayur-sayuran.

“Makan sayur-sayuran yang mengandung tepung seperti jagung dan kentang, baik dengan cara direbus, ditumbuk, ataupun dipanggang, tetap saja memicu kenaikan berat badan. Apalagi kalau makanan itu disantap dengan tambahan mentega,” ungkap jurnal kesehatan internasional itu seperti dikutip laman Guardian, Rabu (7/10).

Sebaliknya, jelas PLOS Medicine lagi, mengonsumsi makanan berserat tinggi dan sayur-sayuran rendah glisemik, seperti brokoli dan kubis brussel, justru bisa membantu menurunkan berat badan. Makanan rendah glisemik tidak meningkatkan kadar gula dalam darah, sehingga tidak memicu penumpukan kalori dalam tubuh—yang merupakan penyebab utama kegemukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement