Jumat 02 Oct 2015 11:56 WIB

Belitung Timur Masuk Endemis Kaki Gajah

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
Para petugas sedang memberikan obat penyakit kaki gajah kepada warga usai pencanangan pengobatan massal penyakit kaki gajah (Filariasis) dilakukan serentak untuk masyarakat wilayah kota Depok, di Komplek Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok,
Foto: Antara
Para petugas sedang memberikan obat penyakit kaki gajah kepada warga usai pencanangan pengobatan massal penyakit kaki gajah (Filariasis) dilakukan serentak untuk masyarakat wilayah kota Depok, di Komplek Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok,

REPUBLIKA.CO.ID, MANGGAR -- Kabupaten Belitung Timur (Beltim) masuk dalam kategori daerah endemis Filaria atau kaki gajah. Kementerian Kesehatan RI meminta agar Kabupaten Beltim harus mengulang pemberian obat pencegahan massal Filaria  tahap 2 selam dua tahun berturut-turut.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Beltim mencatat setidaknya terdapat 16 orang penderita kronis dengan kecacatan menetap yang tersebar di 7 kecamatan. Dari survey darah jari yang dilakukan pada tahun 2014, Dinkes Beltim mendapati sekitar 1 persen masyarakat mempunyai positif Filaria dari beberapa desa.

Kepala Dinkes Kab. Beltim  Wirahadi Kusuma mengatakan, tahun 2006 hingga 2010 Kabupaten Beltim sudah pernah melaksanakan pengobatan masal sekali setahun selama lima tahun berturut-turut, dengan laporan cakupan pengobatan di atas 85 persen. Berdasarkan hasil survey transmisi penularan (TAS) pada anak sekolah dasar kelas 1-2, dari 1556 siswa yang diteliti darahnya terdapat 62 siswa positif filaria dengan persentase di atas 1 persen.

"Ini yang membuat Kabupaten kita masuk dalam kawasan endemis filaria dan harus mengulang minum obat pencagahannya,” ungkap Wira, Jumat (2/10).

Wira menjelaskan, kurang maksimalnya eleminasi kaki gajah di Kab. Beltim dikarenakan banyak masyarakat yang mengganggap sepele kaki gajah. Mereka juga enggan untuk meminum obat pencegahannya. Padahal kaki gajah merupakan penyakit menular dan saat penyakit tersebut masuk dalam stadium tertentu, kecatatannya tidak dapat disembuhkan.

Ia menambahkan, pelaksanaan Pencanangan Minum Obat Pencegahan Massal Filaria (POPM) di Kab. Beltim memasuki tahap 2 putaran 1 tahun 2015 yang dilakukan secara bertahap di 39 desa. Dari 1 Oktober hingga 19 Nopember 2015 deengan jumlah 3-5 pos setiap desa.

“Target kita adalah warga di atas dua tahun, jadi ada 107.982 jiwa penduduk Betim yang harus minum obat. Mereka akan diberikan dua jenis obat, DEC dan Albendazole. Kita sudah siap untuk mendistribusikannya,” ungkap Wira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement