Senin 28 Sep 2015 09:00 WIB

Konsumsi Madu Ternyata Sama Buruknya dengan Gula

Rep: MGROL 47/ Red: Indira Rezkisari
Madu
Foto: pixabay
Madu

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak yang beranggapan bahwa madu lebih sehat dan merupakan alternatif dari pengganti gula putih atau gula pasir. Menurut sebuah studi baru yang membandingkan madu untuk gula putih dan sirup jagung, tampaknya madu tidak lebih baik untuk tubuh Anda dari gula. Demikian menurut studi yang diterbitkan The Journal of Nutrition.

Dikutip dari Shape, Senin (27/9), peserta penelitian diminta makan madu setiap hari selama dua minggu. Hasilnya terdapat peningkatan trigliserida, yang menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit jantung. Selain itu mereka tercatat lapar lebih cepat karena respons glikemik serta memiliki tingkat peradangan yang lebih tinggi, menyebabkan lebih mudah sakit.

Jangan dulu berpikir peserta penelitian adalah beruang madu yang banyak mengonsumsi madu. Jumlah yang mereka asup tergolong moderat, hanya sebatas dua sendok makan. Jumlah itu juga dicampur antara minum teh, makan yogurt, dalam granola, campuran salad, atau bumbu lain. Hingga sangat mudah untuk melebihi asupan madu dalam satu hari.

Temuan ini didanai oleh Dewan Madu Nasional di AS. Lalu apa yang menyebabkan efek ini dari madu? Menurut Keri Gans penulis buku 'The Small Change Diet' meskipun madu adalah pemanis yang tidak diproses, tetap saja madu merupakan tambahan gula. Susunan kimiawinya mayoritas berupa fruktosa yang sama dengan pemanis buatan, sehingga tubuh Anda tidak benar-benar membedakan sumber alami dari gula putih.

The American Heart Association merekomendasikan agar masyarakat membatasi ditambahkannya gula sampai 30 gram per hari. Itu belum termasuk gula dari buah, sayuran, susu, dan biji-bijian, yang merupakan gula alami. Rekomendasinya perbanyak asupan gula alami, cara yang bagus dan sehat untuk mempermanis makanan atau minuman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement