Selasa 15 Sep 2015 10:06 WIB

Kondiloma Bisa Sebabkan Kanker Serviks

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
 virus papiloma manusia yang dapat menyebabkan kanker serviks
Foto: EPA/DEUTSCHES KREBSFORSCHUNGSZENTRUM
virus papiloma manusia yang dapat menyebabkan kanker serviks

REPUBLIKA.CO.ID, Secara medis, penyakit kondiloma ini memang tidak begitu berbahaya dibanding penyakit menular seksual lainnya, seperti HIV/AIDS.

Namun menurut dr Panondang melalui beberapa penelitian, penyakit ini jika di diamkan dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan perubahan sel-sel epitel skuamosa menjadi lesi prakanker dan akhirnya menjadi kanker yang invasif.

dr Panondang juga menambahkan, orang-orang yang rentan terhadap penyakit ini adalah mereka yang rutin melakukan hubungan seksual, melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan tanpa alat pengaman seperti kondom, berhubungan seksual dengan sesama jenis, berhubungan seksual dengan penderita penyakit kondiloma dan aktif melakukan hubungan seksual pada usia muda.

Terdapat tiga kelompok HPV berdasarkan kemampuannya menginduksi keganasan, yaitu kelompok risiko tinggi, kemungkinan risiko tinggi, dan risiko rendah.

"Nah, infeksi HPV tipe onkogenik (risiko tinggi), 70 persen menyebabkan kanker serviks, serta berhubungan dengan kanker anogenital pada laki-laki dan perempuan, seperti kanker pada penis, vulva, vagina, anal, serta kanker orofaring," tambahnya.

Seorang mantan penderita kondiloma, Mursidi Syahidan mengungkapkan bahwa ia pernah terkena penyakit ini dan cukup mengurangi rasa kepercayaan dirinya jika berhadapan dengan orang lain.

"Penyakit kondiloma sangat mengganggu aktifitas saya sehari-hari. Berbagai cara saya tempuh guna mengatasi penyakit ini. Sampai pada akhirnya saya menemukan teknik BEIM untuk mengatasi masalah saya tersebut," ungkap Mursidi.

Untuk itu, menurutnya sebagai mantan penderita kondiloma sangat penting bagi yang belum tertular untuk melakukan edukasi tentang pendidikan seks sejak usia dini mengenai hubungan seksual yang sehat, memiliki pasangan tetap, monogami, dan vaksinasi sedini mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement