Rabu 05 Aug 2015 09:44 WIB

Ibu Hamil Paling Banyak Idap Kelainan Jantung ASD

Rep: Neni Ridareni/ Red: Indira Rezkisari
Ibu hamil
Foto: pixabay
Ibu hamil

REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 80 persen kasus kelainan jantung  bawaan khususnya ASD (Atrial Septal Defect) dialami perempuan. Sebagian besar kasus ASD  tidak bergejala dan seringkali ditemukan saat perempuan hamil. ASD pada kehamilan yang tidak ditangani dengan baik bisa berakibat kematian ibu maupun janinnya. 

Hal itu dikemukakan Spesialis Penyakit Jantung RSUP Dr Sardjito dr Lucia Krisdinarti, SpPD, SPJP di sela-sela acara Deteksi Dini Kelainan Jantung Bawaan oleh PERKI Yogyakarta  bekerjasama dengan Universitas Kobe Jepang, di SD Kanisius Yogyakarta, Selasa (4/8) .  

ASD merupakan merupakan salah satu bentuk dari kelainan jantung bawaan dimana terdapat lubang (defek) pada dinding sekat (septum) antara serambi (atrium) kanan dan kiri jantung. Kelainan ini sudah ada sejak lahir namun seringkali tidak bergejala dan belum diketahui penyebabnya, ungkap dia.

Namun, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Krisdinarti terhadap sekitar 100 pasien ASD yang periksa ke RSUP Dr Sardjito, sekitar 10 persen penyakit tersebut diturunkan. Ada yang ibunya sakit ASD anaknya juga sakit ASD, anaknya sakit ASD ayahnya juga sakit yang ASD, ada anak kembar yang sama sakit ASD, jelas dia. 

Di Jepang, ASD dideteksi sejak ibu hamil maupun ketika anak SD. Sehingga pada orang dewasa sudah tidak ditemukan kasus baru kelainan jantung bawaan ASD. Di Indonesia pemeriksaan sejak dini ASD belum ada . Karena itu PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) Yogyakarta  bekerjasama dengan Universitas Kobe Jepang melakukan deteksi dini kelainan jantung bawaan  pada siswa SD sebagai proyek pilot.  Ada 68 siswa SD kelas IV sampai kelas VI yang diperiksa. 

‘’Kasus ASD pada anak maupun pada dewasa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kasus baru kelainan jantung bawaan ASD pada anak dan dewasa masing-masing sekitar 100 kasus per tahun. Sejak tahun 2012 kasus ASD khususnya pada dewasa meningkat tajam. Karena saya mulai mempunyai perhatian pada kasus ASD. Sekitar 10 tahun yang lalu dalam satu bulan hanya sekitar 1-2 kasus baru ASD, sekarang sekitar 10 kasus per bulan, jelas dia.  

Jika kasus ASD diketahui secara dini bisa segera dilakukan penutupan lubang atau operasi, sehingga tidak perlu obat-obatan yang cukup mahal harganya. Apalagi obat-obatan yag efektif belum masuk dalam BPJS, sedangkan obat yang masuk BPJS tidak efektif.  

Apabila sudah dewasa baru diketahui ada kelainan jantung bawaan ASD, biasanya ASD sudah besar dan mengalami komplikasi hipertensi paru sehingga perlu konsumsi obat-obatan yang cukup mahal harganya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement