Selasa 04 Aug 2015 09:44 WIB

‎Duh, Kaki Gajah Masih Jadi Endemi di Indonesia

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Para petugas sedang memberikan obat penyakit kaki gajah kepada warga usai pencanangan pengobatan massal penyakit kaki gajah (Filariasis) dilakukan serentak untuk masyarakat wilayah kota Depok, di Komplek Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok,
Foto: Antara
Para petugas sedang memberikan obat penyakit kaki gajah kepada warga usai pencanangan pengobatan massal penyakit kaki gajah (Filariasis) dilakukan serentak untuk masyarakat wilayah kota Depok, di Komplek Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok,

REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit kaki gajah (Filariasis) masih menjadi endemi di 241 kabupaten/kota di Indonesia. Pemberantasan nyamuk di wilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini. 

"Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk di wilayah tersebut," ucap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Selasa (4/8). 

Sebanyak 46 kabupaten/kota tersebut telah melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) Filariasis selama lima tahun. Sebanyak 195 kabupaten/kota akan melaksanakan POPM sampai tahun 2020 dengan jumlah penduduk sebesar 105 juta jiwa yang merupakan sasaran program Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA).

Tjandra mengimbau para penderita penyakit gajah memeriksakan ke dokter dan mendapatkan penanganan obat-obatan. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga sekitarnya.

Penyakit kaki gajah (filariasis atau elephantiasis) tergolong penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Nyamuk sendiri mudah berkembang di sawah, got atau saluran air, rawa rawa dan tanaman air. Terdapat tiga spesies cacing penyebab filariasis yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70 perzen kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement