Rabu 08 Jul 2015 11:11 WIB
Pembalut Berklorin

Waspada Kandungan Dioxin pada Pembalut Wanita

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Pembalut Wanita (Ilustrasi)
Foto: Google
Pembalut Wanita (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bahan kimia yang digunakan dalam pembalut, tampon, bahkan popok bayi menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Ini terkait dengan standar keamanan penggunaan, pembuatan, serta isu-isu lingkungan dari limbahnya.

Karena besarnya potensial risikonya, beberapa wanita memilih menggunakan pembalut organik sebagai alternatif, bahkan ada yang memutuskan menggunaan pembalut yang bisa digunakan kembali atau reusable sanitary pads atau yang juga dikenal dengan istilah washable atau menspad. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahaya dioxin yang sangat sering ditemukan pada pembalut.

Dioxin adalah bahan kimia berbahaya yang juga polutan organik yang persisten. Dioxin ini bersifat karsinogen atau memicu kanker. Dioxin ini sifatnya kumulatif di dalam tubuh dan baru bisa dirasakan paparannya setelah 20 tahun.

Dilansir dari Live Strong, Rabu (8/7), ada juga kerabat dioxin bernama furan yang juga sering ditemukan dalam produk pembalut, tampon, dan popok di seluruh dunia.

Penelitian yang dipublikasikan dalam the Textile Research Journal (2007) bahkan mengatakan jenis dioxin ini bevariasi. Ada yang ditemukan dalam bentuk octachlorinated dioxin (OCDD), hexachlorodibenzofuran (HxCDF), atau  octa-chlorodibenzofuran (OCDF). Ini semua adalah zat beracun yang sesungguhnya dilarang digunakan dalam produk-produk kewanitaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement