Selasa 07 Jul 2015 13:08 WIB

Temukan Pembalut Berklorin Tinggi, YLKI Minta Kaum Hawa Waspadai

Rep: MGROL 41/ Red: Indira Rezkisari
.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
.

REPUBLIKA.CO.ID, Kaum Hawa kerap mengeluhkan terjadinya iritasi atau lecet di sekitar area sensitifnya. Terlebih sehabis menggunakan pembalut atau pantyliner. Namun, keluhan itu kerap dianggap wajar.

Padahal iritasi atau lecet di area sensitif mungkin disebabkan paparan klorin atau kandungan zat kimia yang biasa digunakan untuk proses pemutihan kertas dalam pembalut. Klorin secara kasat mata memang susah teridentifikasi dan harus dicek di uji laboraturium.

Pembalut wanita yang mengandung klorin berisiko tinggi terhadap reproduksi kesehatan wanita. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI ) mengimbau para wanita untuk selektif dalam memilih pembalut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh YLKI, semua pembalut yang berada di pasar Indonesia nyatanya mengandung klorin hanya tingkat kadarnya saja yang berbeda.

"Kita harapkan pemerintah membuat standar untuk keamanan bagi konsumen" ujar Ilyani S Andang, selaku anggota pengurus harian YLKI, Selasa (7/7). Konsumen diminta untuk memilih pembalut dengan kadar klorin yang paling rendah walau sebenarnya lebih baik menggunakan yang bebas klorin.

Dalam temuannya, YLKI menemukan pembalut dengan kadar klorin mulai dari 6,05 ppm hingga 50 ppm. Kandungan klorin ini apabila bereaksi dengan zat organik dapat berubah menjadi dioksin yang bisa menimbulkan bahaya kanker. Terlebih bila pembalut dipakai dalam jangka panjang dan langsung terkena kulit organ intim kewanitaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement