Rabu 06 May 2015 20:10 WIB

Cegah Lupus Kambuh, Ini Caranya

Rep: RR Laeny Sulistywati/ Red: Indira Rezkisari
Ruam merah di pipi menyerupai kupu-kupu kerap menjadi penanda awal penyakit lupus
Foto: procto-med.com
Ruam merah di pipi menyerupai kupu-kupu kerap menjadi penanda awal penyakit lupus

REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit lupus tidak kalah mematikannya dengan kanker atau AIDS. Jika tidak segera diobati, orang yang hidup dengan Lupus (Odapus) bisa meninggal dunia. Kalaupun sembuh, Lupus bisa kambuh.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Zubairi Djoerban mengatakan, penyakit Lupus ini adalah penyakit 1.000 wajah. Gejalanya bisa mirip dengan penyakit lain, namun jenis lupus yang menyerang setiap penderita berbeda-beda. Ada yang menderita munculnya bisa di organ tubuh yang berbeda. Ada yang mengalami kebocoran ginjal, kaki bengkak, ada juga yang jantung terendam cairan, hingga leukositnya turun. Ada juga yang mengalami rambut rontok hingga wajahnya yang menjadi memerah.

“Jika tidak segera diobati, orang yang hidup dengan lupus (Odapus) bisa meninggal dunia kalau serangan penyakitnya berat, diantaranya karena ginjalnya bocor,” katanya saat konferensi pers memperingati Hari Lupus Sedunia, di Jakarta, Rabu (6/5). Jika penyakit Lupus segera ketahuan dan gejala yang dialami pasien Odapus tidak parah dan dokter yang mengobatinya terampil mengetahui gejalanya, penyakit ini tidak sulit diatasi.

Kini, kata dia, kemungkinan Odapus untuk bertahan sangat besar yaitu 97 persen. Jumlah Odapus yang meninggal saat ini jauh lebih sedikit yaitu hanya tiga persen dibandingkan dua puluh tahun lalu yang kemungkinan kematiannya sampai 50 persen. “Meski demikian, Lupus adalah penyakit menahun dan bisa kambuh,” kata pria yang juga penasehat Yayasan Lupus Indonesia (YLI) ini.

Untuk itu, ia meminta Odapus melakukan gaya hidup sehat untuk mencegah sakit terulang. Mulai dari menerapkan gaya hidup sehat seperti makan sayur, buah, setop merokok, hentikan minuman keras (miras), dan tentunya minum obat. Odapus sebaiknya melakukan olahraga secara bertahap, mulai dari jalan cepat, berenang, senam jantung, senam oestoporosis, hingga mendaki gunung. Meski ia mengakui kini sudah banyak dokter yang memiliki keahlian mendeteksi Lupus, namun ia mencemaskan masih ada masyarakat yang menderita penyakit mematikan ini.

“Saat ini diperkirakan ada 15-16 ribu Odapus. Namun, kami perkirakan Odapus bisa diatas 500 ribu orang karena ini hanya permukaan gunung es saja,” ujarnya. Untuk itu, ia meminta semua pihak harus berbicara ke keluarga atau teman bahwa Lupus merupakan masalah serius.

Terlambat mengobati Lupus bisa menyebabkan kematian dan bisa menguras kantong untuk berobat. Semakin diketahui sejak dini maka semakin murah pengobatannya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement