Selasa 14 Apr 2015 17:45 WIB

Perempuan Menopause Lebih Berisiko Derita Sakit Jantung

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Serangan jantung
Foto: ilustrasi
Serangan jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan yang memasuki menopause atau usia 55 tahun keatas lebih berisiko menderita penyakit jantung (kardiovaskuler) dibandingkan saat usia produktif. Tingkat risikonya bahkan berkejaran dengan laki-laki.

Wakil Sekjen I Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Antonia Anna Lukito mengatakan, perempuan selama belum menopause memang jarang kena serangan jantung. Sebab, kaum hawa mendapatkan perlindungan estrogen, sehingga risiko terserang penyakit ini tidak sebesar laki-laki. Kaum pria yang berumur hingga 45 tahun lebih berisiko terserang penyakit jantung.

“Begitu perempuan memasuki menopause atau 55 tahun, risiko terkena serangan jantung sama tingginya dengan potensi menyerang pria,” ujarnya, Selasa (14/4).

Yang lebih mengkhawatirkan, ketika si wanita ini sudah terserang, tingkat penyakitnya lebih berat daripada laki-laki. Ini karena usia perempuan itu lebih tua dibandingkan laki-laki saat terkena serangan jantung. Selain itu, usia perempuan ini lebih tua, menderita kolestrol, dan lebih gemuk dibandingkan laki-laki. “Pembuluh darahnya lebih kaku dan berbeda sehingga respon terhadap obat juga berbeda,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk menghindari penyakit ini maka perempuan yang berusia sebelum menopause harus aktif bergerak. Selain itu, wanita yang berusia separuh baya juga diharapkan tidak mengalami obesitas, mengurangi makanan berkarbohidrat, meminimalisir makanan asin, dan kurangi gorengan.

Dewan Penasihat Perki  Anna Ulfah Rahajoe mengatakan, 80 persen penyakit kardiovaskuler terjadi di negara sedang berkembang atau terbelakang. Celakanya kardiovaskuler merupakan salah satu sebab kematian tertinggi di dunia. “Ketika penyakit ini menyerang perempuan Indonesia, mereka cenderung menahannya. Mereka sungkan terhadap suami dan anaknya,” katanya.

Padahal, kata dia, penyakit jantung pada wanita lebih sulit dideteksi. Sebab, serangan jantung pada perempuan tidak memunculkan gejala seperti pada laki-laki. Gejala serangan jantung yang biasanya muncul pada kaum hawa adalah mual, lemas, nyeri punggung, keringat berlebih, napas pendek hingga rasa lelah berlebih.

Sementara gejala tipikal serangan jantung ialah nyeri dada kiri yang menjalar hingga ke lengan kiri. Untuk itu, Anna meminta supaya perempuan harus lebih waspada. Ketika mengalami gejala serangan jantung, harus segera berobat dan tidak menunda waktu lagi.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara sebagai faktor risiko penyakit jantung meningkat dari 7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013. Kemudian prevalensi penyakit stroke berdasarkan wawancara 8,3 per 1.000 orang tahun 2007 menjadi 12,1 per 1.000 orang di tahun 2013.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement