Kamis 05 Mar 2015 21:29 WIB

Jatim Catat Peningkatan Pasien Kanker Serviks

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indira Rezkisari
Deteksi Dini Kanker Serviks
Foto: Antara
Deteksi Dini Kanker Serviks

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Pasien kanker leher rahim atau kanker serviks di RSUD dr Sutomo mencapai 3 hingga 4 orang per hari. Angka tersebut sejalan dengan tingginya catatan penderita jenis kanker tersebut di Indonesia.  

Peneliti Kanker Serviks RSUD dr Soetomo, dr Hari Nugroho menyampaikan, sepanjang Januari hingga Desember 2014, pasien kanker serviks di RSUD dr Sutomo mencapai 842 orang. Bertambahnya jumlah pasien kanker serviks, menurut Hari, tidak terlepas dari gencarnya promosi pencegahan jenis kanker yang belum banyak dikenal di tengah masyarakat Indonesia.

Hari menyampaikan, saat ini, kanker serviks merupakan penyakit mematikan nomor satu di Indonesia. Ia merinci, 66,79 persen penderita berusia antara 35-54 tahun, dan sebanyak 44,75 persen di antaranya sudah mencapai stadium 3.

“Rata-rata perempuan terjangkit dalam usia produktif mereka. Karena mereka harus mengasuh keluarga yang memerlukan perhatian, dampak sosialnya sangat besar,” ujar Hari dalam acara Focus Group Discussion bertema “Jatim Darurat KKanker Serviks” di Hotel Santika Premier, Surabaya, Kamis (5/3).

Mengutip data Kementerian Kesehatan, ia menyampaikan, di Indonesia, 17 dari 100 ribu penderita kanker serviks  baru terdeteksi setiap tahun atau  20.928 pasien per tahun. Menurut Hari, jika dirata-rata, setiap jam, bertambah 2,5 pasien dan meninggal per jam 1,1 orang.

Apabila telah mencapai stadium 3 ke atas, menurut Hari, tindakan medis yang bisa dilakukan adalah radioterapi. Terapi tersebut, menurut Hari, di Jawa Timur, hanya tersedia di RSUD dr Soetomo. Hari menyayangkan, karena peralatan sangat terbatas, pasien harus menunggu selama lima sampai tujuh bulan.

Untuk menghindari kanker serviks, kaum perempuan bisa melakukan sejumlah upaya pencegahan. Di antaranya, tidak merokok atau menjauhi orang merokok, menghindari seks dini, menghindari banyak anak, dan melakukan pemeriksaan pap smear, vaksin.

Hadir dalam kegiatan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyampaikan, tindakan preventif dan promotif harus dilakukan untuk untuk  mencegah bertambah banyaknya masyarakat yang terkena kanker serviks.  “Tetapi dana  tindakan preventif dan promotif selama ini tidak tercakup dalam anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement