Kamis 05 Mar 2015 07:51 WIB

Kantor Diimbau Sediakan Alarm Minum Bagi Pekerja

Rep: C22/ Red: Indira Rezkisari
Kebutuhan untuk minum dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari kelamin hingga profesi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kebutuhan untuk minum dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari kelamin hingga profesi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Cairan sangat dibutuhkan tubuh agar tubuh menjadi bugar. Kekurangan cairan tubuh pun dapat berakibat fatal.

Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki), merupakan perhimpunan profesi di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Perhimpunan ini didirikan, dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran okupasi. Perdoki memprakarsai gerakan hidup sehat, kerja produktif, dan bebas dari penyakit akibat kerja.

Perdoki melakukan penyuluhan melalui televideoconference dengan beberapa perusahaan di Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan mencukupi asupan cairan bagi pekerja, "Kita tidak boleh menunggu sampai terjadinya sakit atau kecelakaan," kata Ketua Umum Perdoki, dr. Nusye E. Zamsiar, MS, SpOk, Rabu (5/3).

Dokter Zamsiar menjelaskan ada beberapa fakta atau data yang mempengaruhi kebutuhan cairan tubuh, yakni iklim yang tropis, bekerja di ruangan ber-AC, kurangnya pengetahuan pekerja mengenai pentingnya minum air,  dan hasil pemeriksaan medis pekerja yang kurang minum.

Dalam memenuhi kebutuhan cairan bagi pekerja, dr Zamsiar merekomendasikan pembentukan komitmen manajemen, penyediaan fasilitas dan sarana yang diperlukan, serta inovasi pemberitahuan pentingnya minum. "Misalnya kantor memasang alarm sebagai pengingat para pekerja untuk minum setiap 30 menit," katanya memberi contoh.

Dia menambahkan, pekerja juga harus mempunyai peranan untuk memahami dampak kekurangan cairan, menegnali gejala kekurangan cairan, dan menerapkan periksa urine sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement