Ahad 01 Mar 2015 09:00 WIB

Rokok Elektronik tak Bantu Setop Merokok

Rep: c09/ Red: Dwi Murdaningsih
Rokok Elektronik.
Foto: Reuters
Rokok Elektronik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rokok elektronik selama ini banyak dipromosikan sebagai alat untuk membantu perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. Namun temuan awal sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan banyak rokok elektronik yang mengandung nikotin dalam vaporizernya yang justru tidak membantu perokok untuk berhenti merokok. 

Peneliti dari Institut Kanker Roswell Park di New York, Andrew Hyland, yang memimpin penelitian tersebut, menunjukkan bahwa banyak orang justru memanfaatkan rokok elektronik agar bisa merokok dan menikmati nikotin di dalam ruangan. Temuannya itu diambil dari total 20 ribu partisipan.

"Sebanyak 40 persen dari mereka menggunakan dua jenis rokok, yaitu rokok biasa dan rokok elektronik," ujar Andrew, seperti dilansir Dailymail, Sabtu (28/2).

Direktur Pusat Tembakau, Mitch Zeller, mengatakan, rokok elektronik banyak digunakan karena tumbuh dalam popularitas, bukan untuk menghentikan kebiasaan merokok melainkan hanya untuk mengubah kebiasaan tersebut. 

"Sehingga efek dari rokok elektronik sampai saat ini masih diperdebatkan," jelasnya. 

Banyak perokok yang menilai rokok elektronik lebih aman bagi perokok aktif yang sebenarnya tidak memiliki tujuan untuk berhenti merokok. Padahal rokok elektronik lebih mengandung racun daripada rokok biasa. Rokok elektronik bekerja dengan memanaskan nikotin cair menjadi uap yang dapat diisap.

Rokok elektronik bahkan semakin dikhawatirkan bukannya membantu memberhentikan kebiasaan merokok, malah menjaring pengguna baru. Kekhawatiran mengenai hal itu tumbuh setelah dalam penelitian pada Desember lalu ditemukan beberapa remaja yang tidak pernah merokok lalu mencoba merokok menggunakan rokok jenis elektronik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement